Wisata Sejarah Taman Sriwedari Solo
Wisata sejarah akan memberikan pembelajaran untuk menghargai segala sesuatu karena banyak yang harus dikorbankan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Taman Sriwedari merupakan salah satu tempat wisata yang menyimpan banyak sejarah. Taman ini memiliki nama lain Kebon Rojo yang berdiri pada masa pemerintahan Sultan Paku Buwono X pada tahun 1877. Lokasinya berada di tengah kota Solo tepatnya di Jalan Brigjen Slamet Riyadi 275, Penumping, Laweyan, Solo, Jawa Tengah.
Pembuatan taman tersebut menghabiskan ribuan gulden karena terdapat binatang-binatang hasil buruan yang beraneka ragam serta tanaman yang berwarna-warni. Bentuk tanahnya persegi panjang yang membujur dari barat ke timur. Bagian barat tempo dulu berbentuk taman akan tetapi saat ini berubah menjadi Stadion R. Maladi. Sedangkan disebelah timur terdapat Museum Radyapustaka. Taman Sriwedari memiliki bangunan-bangunan yang hampir mirip dengan boulevard di luar negeri. Solo merupakan salah satu kota di Jawa Tengah oleh karena itu bangunannya juga kental dengan joglo. Didepan joglo terdapat patung sepasang penari, untuk saat ini patung tersebut kondisinya memprihatinkan karena tidak terpelihara.
Taman ini difungsikan sebagai tempat untuk diselenggarakannya tradisi masyarakat setempat seperti hiburan Malam Selikuran. Malam Selikuran adalah malam ke- 21 pada bulan Ramadhan karena pada malam itu dipercaya bahwa ada malam Lailatul Qadr sehingga masyarakat mengadakan tradisi Kirab Seribu Tumpeng. Tradisi tersebut masih berjalan hingga sekarang, pada mulanya malam selikuran diyakini sudah muncul ketika zaman para wali, kemudian berlanjut pada masa Kesultanan Demak, Mataram, Kartasura hingga Kasunanan Surakarta. Taman ini sempat berfungsi sebagai tempat bilyard yang sangat bertolak belakang dengan fungsi yang semestinya dan banyak bangunan yang rusak, akan tetapi saat ini sudah diperbaiki dan mengalami pemugaran.
Lokasi Taman Sriwedari di Peta Google
Saat memasuki dalam Taman Sriwedari Anda akan disuguhi dengan deretan-deretan rumah yang menawarkan souvenir-souvenir khas Solo maupun alat-alat menari hingga tokoh pewayangan. Belakang taman merupakan Gedung Wayang Orang (GWO) yang memiliki fungsi sebagai gedung untuk melakukan pertunjukan wayang orang. Biasanya pertunjukan tersebut menampilkan cerita Ramayana dan Mahabarata dan cerita pewayangan yang lain. Tiket masuknya sangat terjangkau yaitu mulai dari Rp 3.000, 00 – Rp 5.000,00 buka setiap hari mulai pukul 10.00- 22.00 WIB.
Terdapat pula deretan toko buku yang menandakan buku-buku kuno dengan bahasa Jawa, Belanda, inggris. Dengan demikian Anda yang sedang mencari atau memang mengoleksi buku-buku kuno akan lebih mudah mencarinya di Solo. Semoga ulasan tentang Taman Sriwedari bermanfaat bagi Anda yang suka ataupun yang sedang belajar sejarah dengan cara berwisata yang menyenangkan dan tidak akan membuat Anda merasa jenuh. Selain itu, wisata tersebut akan memberikan nuansa yang berbeda karena Anda akan dekat dengan benda atau bangunan yang bernilai sejarah tinggi.
Baca Juga : Wisata Sejuk di Kulonprogo: Kedung Cumpleng