Ibarat Negeri di Atas Awan, Bukit Turgo Begitu Dekat dengan Langit
Mungkin Anda sudah sering mendengar gunung-gunung yang berada di daerah Yogyakarta. Salah satunya adalah Gunung Merapi. Ya, Gunung merapi yang merupakan salah satu gunung api yang benar aktif di Indonesia hingga kini. Memang ketika mengalami erupsi Gunung ini patut diwaspadai, namun jika Anda tahu wilayah sekitar Gunung Merapi memiliki keindahan yang tiada duanya. Banyak wisata alam yang bisa Anda temui dan bisa Anda jadikan pilihan untuk berwisata.
Pemandangan Indah dari Bukit Turgo
Salah satu wisata yang dapat wisatawan jumpai ketika berada di wilayah Gunung Merapi adalah Bukit Turgo. Lalu ada apa sebenarnya di bukit yang satu ini hingga direkomendasikan sebagai tempat wisata? Bukit yang terletak di sebelah barat Kaliurang ini merupakan spot yang sangat pas untuk Anda pilih guna menikmati keindahan alam dari ketinggian. Saat cuaca sedang cerah, Anda bisa melihat sunrise dan sunset dengan jelas.
Desa Wisata Turgo
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai bukit Turgo, sebenarnya sebelum sampai ke bukit Anda akan menemukan adanya desa wisata Turgo yaitu desa tempat bukit ini berada. Di desa wisata ini, banyak hal yang bisa Anda lakukan dan tidak bisa ditemukan di tempat lain. Banyak kegiatan yang bisa Anda lakukan baik yang berkaitan dengan alam, kuliner hingga adat istiadat setempat, Tentulah kegiatan ini akan menarik banyak minat wisatawan untuk berkunjung dan mempelajari tradisi suatu daerah. Di desa Wisata Turgo ini Anda bisa menjelajah hutan dari Gunung Merapi, meracik kopi, menikmati pertunjukan daerah setempat hingga upacara adat.
Baca juga :
Eksotisme Kebudayaan Multikultural Pantai Ngobaran Patut Anda Kunjungi
Daya Tarik Utama Bukit Turgo
Jika Anda penasaran bagaimana melihat gunung api yang gagah di Indonesia, maka bukit Turgolah yang dapat Anda pilih. Di atas bukit Anda bisa mendapatkan spot yang pas untuk melihat secara sempurna puncak merapi dari kejauhan. Sinar matahari yang menerpa gunung akan memperindah kenampakannya. Untuk bisa mencapai puncak dari bukit ini, Anda harus mendaki kurang lebih satu jam dan melewati jalan setapak.
Ketika sampai di puncak bukit, segala rasa lelah akibat perjalanan terbayar lunas dengan keindahan yang akan Anda dapatkan. Puncak dari Gunung Merapi bisa Anda lihat dengan jelas dan terasa begitu dekat dengan tempat Anda memijakkan kaki. Belum lagi, puncak Bukit Turgo juga seringkali diselimuti awan, yang membuat Anda seperti berada di atas awan. Betapa menyenangkannya dan akan banyak sekali moment yang bisa Anda abadikan.
Di puncak nantinya juga Anda akan menemukan makam Syekh Jumadil Qubro yang merupakan salah satu objek wisata religi. Makam tersebut merupakan salah satu situs sejarah yang bisa Anda temukan di sana. Walaupun bukit ini belum setenar dan sefamiliar tempat-tempat wisata lain yang ada di Yogyakarta, namun keindahan dan keasrian dari bukit yang satu ini benar direkomendasikan untuk Anda.
Artikel menarik lainnya : Telaga Biru Semin, Telaga Dua Warna Yang Mempesona
Mang Engking Dengan Menu Bercita Rasa Tinggi
Wisata kuliner memang memiliki pendekatan yang berbeda untuk menarik pengunjung agar betah. Mang engking merupakan rumah makan berkonsep khas yang bercirikan Sunda. Namun, rumah makan ini menyediakan beragam menu yang umum jadi Anda tidak perlu ragu untuk mencobanya. Terdapat beberapa cabang dari rumah makan ini yang tersebar hampir di seluruh kota-kota besar di Jawa. Khusus untuk Jogja, Anda dapat mengunjunginya di daerah Bantul.
Apakah yang menarik dari rumah makan mang engking? Sebelum membahas tentang menu, marilah melihat dari luar konsep rumah makan yang ditujukan untuk menarik pengunjung. Konsep rumah makan ini adalah makan di alam pedesaan. Terdapat bangunan besar yang memiliki beberapa kursi dan meja diperuntukkan bagi pengunjung yang ingin merasakan suasana rumah makan secara umum. Sebaliknya, gubuk-gubuk yang ditata teratur merupakan tempat yang paling nyaman untuk makan bersama keluarga dan teman. Gubuk ini juga dibuat dengan bahan alami seprti bambu dan daun kelapa kering sebagai atapnya. Gubuk berdiri diatas kolam ikan sehingga Anda akan melihat ikan-ikan berlarian dibawah sana. Inilah konsep pedesaan yang diberikan sebagai ciri khas rumah makan ini.
Yang menarik lagi lokasi yang dekat dengan pedesaan karena terdapat hamparan padi. Anda serasa makan di tengah sawah dengan menikmati suguhan pemandangan alam. Bagi penduduk kota, konsep ini merupakan sesuatu yang patut ditunggu. Mereka tentu jenuh dengan restoran-restoran bertipe modern yang gemerlap dan sedikit unsur alam didalamnya. Rumah makan ini memang berbeda dari yang lain sehingga pantas untuk direkomendasikan dalam daftar teratas wisata kuliner.
Setelah membahas tentang konsep rumah makan, Anda pasti ingin mengetahui menu yang ada di mang engking. Secara umum, menu-menu tersebut sangat umum yaitu berbahan dasar ikan dan ayam. Sebagai contoh, menu gurame yang besar sehingga cocok untuk dimakan bersama sebanyak lima orang. Selain itu juga ada menu udang, kerang, dan cumi sebagai pilihan penyuka seafood. Anda justru bertanya dimana ciri khas Sunda yang melekat pada nama rumah makan. Hal tersebut jangan dipersoalkan karena mang engking berfokus pada konsep pedesaan dan menu yang lezat sebagai daya tarik utama.
Banyak cabang yang tersebar di beberapa kota merupakan sebuah keberhasilan dan bukti nyata yang patut diperhitungkan. Rumah makan ini juga tetap menjaga kualitas dari menu dan pelayanan yang diberikan agar pengunjung tidak kecewa. Sebagaimana yang telah disebutkan diatas, Anda dapat mengunjunginya di daerah bantul untuk cabang Jogja. Banyak review yang menunjukkan sisi positif yang tinggi bagi rumah makan mang engking. Jadi tunggu apalagi karena Anda akan mendapatkan rumah makan dengan suasana pedesaan yang asri dan alami ditambah menu yang tidak dapat ditolak.
Wisata Kuliner Jogja Lainnya :
Peyek Mbok Tumpuk: Oleh-oleh Gurih Khas Yogyakarta
Pecinta Batik Wajib Datang ke Museum Ini! Museum Batik Yogyakarta
Bagi Anda pecinta batik dan ingin lebih banyak mengetahui tentang batik dan proses membatik tidak ada salahnya mengunjungi Museum Batik Yogyakarta. Tempat ini berada 1.3 km dari Malioboro tepatnya di Jl. Dr. Soetomo 13 A Yogyakarta. Museum ini merupakan museum keluarga yang didirikan oleh Hadi Nugroho dan menjadi museum batik pertama dan terlengkap di Yogyakarta. Museum yang diresmikan pada tahun 1979 ini buka setiap hari Senin-Sabtu jam 09.00-15.00 dengan harga tiket masuk sebesar 20 ribu rupiah.
Tempat ini memiliki koleksi kain batik yang mencapai 400 lembar dengan koleksi tertuanya adalah batik yang merupakan karya sekitar tahun 1700-an. Museum ini juga memegang rekor Muri dengan kategori karya sulaman terbesar yakni kain batik dengan ukuran 90 x 400 cm. Selain memamerkan seni kain batik Museum Batik Yogyakarta ini juga memamerkan peralatan yang digunakan dalam proses membatik. Koleksinya antara lain 600 jenis cap batik, 124 canting, dan 35 perlengkapan membatik lainnya seperti wajan, anglo, pacar air, dan pewarna alam.
Koleksi motif batik yang ada di museum ini tidak hanya berasal dari batik Yogyakarta melainkan berbagai batik yang ada di Indonesia. Motifnya antara lain motif batik Jawa Tengahan yang mendominasi batik Solo dan Batik Yogyakarta, motif pasisiran yang banyak dijumpai di Semarang, Demak, Pekalongan, Kedungwini, Cirebon, dan Lasem, ada juga motif Madura, Kebumen, Kulon Progo, dan Imogiri.
Baca juga : Museum Benteng Vredeburg dan Sejarah Perjuangan Republik Indonesia
Museum Batik Yogyakarta menunjukan bahwa secanggih apapun teknologi di dunia tekstil, budaya membatik harus tetap dilestarikan. Batik yang dibuat dengan tangan akan menghasilkan kain yang memiliki corak dan keunikan tersendiri di setiap kainnya. Setiap corak yang ada di kain batik memiliki filosofinya tetapi kebanyakan orang tidak memahaminya dan hanya menyukai kain batik dari corak dan warnanya. Jika dulu hanya digunakan oleh orang-orang dari kalangan atas saja sekarang batik bisa dikenakan siapa saja bahkan orang luar negeri. Bagi pengunjung yang tertarik untuk membuat batik, tempat ini juga membuka pelatihan atau kursus membatik. Bukan hanya orang Indonesia saja yang mengikuti pelatihan ada juga orang asing yang tertarik dan mengikuti pelatihan membatik.
Pelatihan dikenakan biaya 40 ribu untuk setiap jamnya. Anda akan diajarkan proses membatik dengan proses yang panjang dan membutuhkan kesabaran. Dibutuhkan ketrampilan dan juga ketekunan dalam membatik, dengan pewarna yang alami akan membuat warna batik unik dan berbeda-beda setiap lembarannya. Menurut Museum Batik Yogyakarta perbedaan warna tersebut terjadi karena selang waktu pada proses pencelupan warna akan membuat terjadinya oksidasi yang alami. Karya seni buatan tangan manusia ini akan menghasilkan kekhasan pada setiap pengrajin batik yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya.
Lokasi Museum Batik Yogyakarta di Google Map:
Asyiknya Menyaksikan Air Terjun Pantai Jogan
Air terjun pantai jogan