Menu
×

Category Archives: Tempat Wisata

Cerita Mistis di Balik Indahnya Pemandangan Alam Pantai Parangkusumo

Kabupaten Bantul merupakan destinasi wisata yang wajib ketika Anda berada di Yogyakarta. Pasalnya, di kabupaten ini terdapat berbagai macam destinasi wisata yang sangat mempesona. Mulai dari wisata alam seperti pantai, sampai dengan wisata religi semua bisa Anda dapatkan ketika berlibur ke Bantul. Masyarakat setempat percaya dan meyakini dengan adanya ikatan spesial antara penguasa laut pantai Selatan atau biasa disebut dengan Nyi Roro Kidul dengan Keraton Yogyakarta. Hal inilah yang menjadi sebuah cerita yang menarik bagi setiap wisatawan yang berkunjung ke salah satu pantainya yakni Pantai Parangkusumo.

Selain cerita mistisnya, Pantai Parangkusumo yang ada di Bantul ini mempunyai pemandangan alam yang indah dan sangat mempesona. Lokasi pantai tersebut berdekatan dengan pantai Parangtritis, salah satu pantai yang terkenal memiliki sisi mistis. Jika Anda dari Kota Yogyakarta menuju ke pantai ini berjarak sekitar 30 kilometer. Pantai tersebut berhubungan dengan Samudra Hindia sehingga memiliki ombak yang sangat deras, bagi Anda yang mengunjungi tempat ini harus berhati-hati.

Pantai Parangkusumo

Sumber foto: Akun IG @widarkohartono

Selain memiliki ombak yang sangat deras, pantai ini juga memiliki daya tarik lain yaitu berupa hamparan pasir putih yang luas dan keunikan budayanya. Di sepanjang menuju pantai terlihat pemandangan yang sangat indah karena terdapat barisan pohon cemara yang tertata rapi.

Di Pantai Parangkusumo terdapat sebuah bangunan yang bernama Cepuri, di dalam Cepuri terdapat dua buah batu yang dinamai Batu Cinta. Di tempat itulah terjadi kesepakatan yang menyatakan ketersediaan penguasa pantai selatan untuk membantu membuat Kerajaan Mataram yang disegani di Tanah Jawa. Permintaan tersebut disetujui oleh Nyi Roro Kidul dengan syarat senopati dan seluruh keturunannya mau menjadi suami dari Kanjeng Ratu serta syarat tersebut telah disetujui senopati tetapi dengan syarat dalam hubungan tidak menghasilkan keturunan. Oleh sebab itu, akibat perjanjian tersebut Keraton Yogyakarta merupakan bagian dari pecahan Kerajaan Mataram yang mempunyai hubungan khusus dengan Nyi Roro Kidul yang akhirnya muncul ritual labuhan di Pantai Parangkusumo oleh keluarga Keraton.

Baca Sebelumnya : Pantai Samas: Pesona Wisata Pantai di Bantul Yogyakarta

Keberhasilan Panembahan Senopati yang bersemedi di Pantai tersebut kemudian menginspirasi masyarakat setempat. Mereka percaya bahwa mengadakan tirakatan disekitar pinggir pantai, maka semua keinginannya akan terkabul. Oleh karena, pada saat-saat tertentu di batu cinta banyak orang yang memanjatkan keinginannya untuk memohon permintaan.

Karena pantai tersebut masih satu kawasan dengan pantai Parangtritis, maka retribusi tiket masuk ke pantai Parangkusumo tidak ada karena sudah termasuk retribusi saat Anda masuk ke gerbang pantai Parangtritis yaitu Rp 3.000 rupiah untuk satu orang pengunjung. Fasilitas yang disediakan terbilang cukup lengkap, antara lain: penginapan, toilet umum, rumah makan, serta beberapa kios yang menjual berbagai macam pakaian maupun souvenir.

Lokasi Pantai Parangkusumo di Google Map:

9 years ago Wisata Alam

Berlibur di Pantai Wohkudu, Gunung Kidul, Yogyakarta

Sudah merupakan rahasia umum bahwa kabupaten Gunung Kidul merupakan wilayah yang memiliki banyak tempat pantai yang indah dan menarik. Salah satu pantai yang cukup populer hingga saat ini adalah pantai Wohkudu. Pantai Wohkudu, Gunung Kidul, Yogyakarta ini secara spesifik berada di Kampung Nglaos, kelurahan Girikerto, kecamatan Panggang, Gunung Kidul. Pantai ini tidak sulit ditemukan karena pantai ini berada pada jalur utama yang sama dengan pantai Kesirat.

Walaupun Pantai Wohkudu, Gunung Kidul, Yogyakarta merupakan pantai kecil dibandingkan dengan pantai-pantai lainnya, namun keindahan pemandangan yang disajikan di pantai ini tidak kalah dengan pantai besar lainnya. Pantai yang memiliki lebar 20-25 meter ini menyajikan hamparan pasir putih serta bukit karang yang mengapit kedua sisi dari pantai Wohkudu. Pada salah satu bukit karang tersebut terdapat cekungan menyerupai gua yang sering digunakan orang untuk berteduh ketika ketika hujan maupun terik.

Pantai Wohkudu

Sumber foto: Akun Instagram ozzy_osbourned

Selain bukit karang, beberapa batuan juga turut terhampar di sekitar pantai sehingga dapat menghalangi kerasnya deburan ombak laut. Bebatuan ini diperkirakan adalah hasil dari abrasi air laut yang menghantam bukit karang. Karena airnya yang bening dengan bebatuan yang indah, banyak wisatawan yang mengabadikan momen berlibur di pantai Wohkudu dengan berfoto di atas batuan tersebut. Ketika ingin berfoto, sebaiknya pilih saat air laut sedang surut.

Di sisi lain dari pantai ini juga terdapat hamparan rumput yang sering dijadikan sebagai lokasi berkemah. Anda yang memiliki jiwa petualang sejati tentu tidak ingin melewatkan suasana senja maupun fajar di pantai ini. Karena itu, tidak ada salahnya untuk mencoba berkemah di tempat ini. Agar aman, Anda bisa membawa fasilitator lokal untuk memandu Anda dalam berkemah di tempat ini. Dengan begitu, Anda bisa lebih aman karena ada orang yang telah paham menghadapi masalah ketika terjadi sesuatu di tempat ini.

Baca Sebelumnya : Mengenang Pahlawan di Museum Monumen Pahlawan Pancasila, Sleman, Yogyakarta

Jika Anda tertarik untuk berlibur di Pantai Wohkudu, Gunung Kidul, Yogyakarta, ada 2 jalur atau rute yang bisa dilalui. Rute pertama melalui Jalan Wonosari. Anda hanya perlu melalui jalan Wonosari dan mengikuti petunjuk yang mengarahkan ke kecamatan Panggang dan semakin spesifik ke desa Girikoerto, dukuh Wiroso, dan terakhir kampung Nglaos. Rute yang kedua melalui jalan Imogiri Timur. Dalam rute ini, tempat-tempat yang bisa menjadi patokan adalah pasar imogiri, jembatan sungai Oyo, dan petunjuk arah Pantai Gesing. Jalur alternatif ini dianggap lebih cepat dibandingkan rute sebelumnya. Karena berbelok-belok dan melewati jalan menanjak, ada baiknya untuk menggunakan jasa sewa kendaraan yang disertai dengan driver atau supirnya.

Karena tidak ada fasilitas khusus di Pantai Wohkudu, Gunung Kidul, Yogyakarta ini, Anda perlu mempersiapkan peralatan pribadi jika ingin melakukan sesuatu di pantai ini. Jika membawa makanan atau minuman, Anda harus membersihkan sampah dari makanan atau minuman tersebut.

Peta Lokasi Pantai Wohkudu di Google Map :

9 years ago Museum , Wisata Budaya

Belajar Budaya di Museum Ullen Sentalu di Jl Boyong, Pakem

Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat sebuah obyek wisata bernama Museum Ullen Sentalu di Jalan Boyong, Pakem. Obyek ini sudah cukup dikenal banyak orang, namun masih ada sebagian yang belum mengetahuinya. Sebagai informasi, tempat ini terletak di daerah Kaliurang. Bagi orang Yogya, tentu daerah ini tak asing lagi dengan kawasan ini. Begitu memasuki kawasan museum, hawa yang sejuk dan sedikit dingin akan menyambut pengunjung. Udara di Kaliurang memang sedikit lebih sejuk dibandingkan dengan hawa di pusat kota Yogyakarta. Di sini udaranya paling rendah mencapai 15 derajat celcius.

Museum ini menyuguhkan berbagai benda unik salah satunya adalah lukisan naratif. Salah satu lukisan yang bisa disaksikan di tempat unik ini yaitu lukisawewarah yang di dalamnya terdapat Ibu Ageng dan Ratu Alit, dua tokoh penting dalam masa pemerintahan PB XII. Memasuki Museum Ullen Sentalu di Jalan Boyong, Pakem akan membuat Anda merasakan hidup di zaman dahulu karena dari arsitekturnya hingga perabot yang ada ada di dalamnya memiliki nilai histori. Selain lukisan, di museum ini juga terdapat Ruang Gamelan yang terdiri dari koleksi antik gamelan-gamelan kuno.

Museum Ullen Sentalu

Sumber gambar : Akun Instagram @safiraaul

Uniknya, barang-barang yang ada di museum ini tak berlabel seperti museum-museum pada umumnya. Namun, Anda jangan khawatir karena akan ada tourguide yang menemani dan menjelaskan seluruh koleksi yang ada di sana. Museum Ulen Sentalu di Jalan Boyong, Pakem dibangun di area Taman Kaswargan. Taman ini telah dibangun sejak 1985. Arti nama Kaswargan  memiliki arti Surga yang berasal dari Bahasa Jawa. Pemandangan tamannya memang seolah seperti dunia. Sejuk, rindang, dan memiliki atmosfer yang sangat unik. Dipastikan Anda akan merasa betah saat berada di kawasan ini.

Museum ini buka setiap hari kecuali hari Senin. Untuk harga tiketnya hanya Rp 30.000 untuk turis domestik dan Rp 50.000 untuk turis yang berasal dari mancanegara.  Jam bukanya yaitu jam 08.30 pagi hingga jam 4 sore. Di saat weekend atau hari libur, jam bukanya hingga pukul 5 sore. Saat Anda berkunjung d sini, maka patuhilah peraturan yang berlaku. Terdapat larangan yang tidak memperbolehkan Anda untuk memotret area museum. Hanya ada spot-spot tertentu saja yang diperbolehkan. Jika datang bersama rombongan, ada baiknya Anda konfirmasi terlebih dahulu pada pihak pengelola agar kunjungan Anda lebih nyaman.

Baca Juga : Jangan Lupakan Sejarah, Berkunjunglah ke Monumen Jogja Kembali!

Museum Ullen Sentalu di Jalan Boyong, Pakem bisa menjadi tempat liburan yang berarti bagi Anda dan keluarga. Tak hanya bisa merasakan dinginnya udara Kaliurang yang enak, Anda juga akan dibawa mengelilingi area museum yang kaya akan nilai sejarah. Tak perlu ragu untuk datang ke tempat yang unik dan asyik ini. Segeralah rencanakan liburan Anda dengan belajar budaya Jawa di Ullen Sentalu.

Lokasi Museum Ullen Sentalu di Google Map

9 years ago Museum , Tempat Wisata

Jangan Lupakan Sejarah, Berkunjunglah ke Monumen Jogja Kembali!

Monumen Jogja Kembali adalah salah satu monumen bersejarah yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempat ini kerap disingkat Monjali. Tempat ini terletak di Jalan Ring Road Utara tepatnya di daerah Jongkang. Dibangunnya Monjali adalah sebagai perwujudan simbol perjuangan rakyat ketika terjadinya serangan secara besar-besaran yang dilakukan di tanggal 1 Maret 1949. Dibangunnya monumen ini bertujuan sebagai apresiasi agar jasa para pahlawan selalu dikenang oleh masyarakat. Monjali mulai dibangun di tahun 1985 dan selesai di tahun 1989 yang mana Pak Soeharto sendiri yang meresmikan bangunan itu. Nama Monjali ini tak hanya sekedar nama belaka, namun didirikannya monumen ini menjelaskan bahwa rakyat berhasil merebut kembali pusat pemerintah yang saat itu berada di Yogya.

Monumen Jogja Kembali adalah obyek wisata yang menarik. Luas areanya cukup luas yaitu sekitar 3 hektar. Di area yang seluas itu, ada banyak hal menarik yang bisa disaksikan. Ada replika pesawat, senjata mesin lengkap, kursi tandu milik Jendral Sudirman, bahkan seragam miliki para Tentara Pelajar. Bahkan, di monumen ini terdapat ruang yang cukup besar yang bisa digunakan untuk seminar maupun pesta. Kurang sekitar 100 benda yang khas mengenai serangan umum disimpan dan dirawat dengan baik. Di sini juga termuat barang-barang yang jadi saksi sejarah sebelum kemerdekaan RI tahun 1945. Di bagian paling atas dari Monjali, terdapat ruang Garbha Graha. Bisa dikatakan ini merupakan ruang renungan karena di ruang ini Anda merenungi serta mendoakan jasa para pahlawan. Selain itu di ruang ini juga terdapat tiang bendera dengan sang merah putih di puncaknya.

Baca Sebelumnya : Candi Morangan: Candi Hindu di Lereng Gunung Merapi

Berwisata ke Monumen Jogja Kembali bagus bagi Anda agar lebih mengetahui serta menghargai jasa para pahlawan. Di tempat ini, hal unik yang ditemui tak hanya tentang peristiwa Serangan Umum 1 Maret saja. Namun, peristiwa penting seperti Perjanjian Roem Royen dan kemerdekaan RI tahun 1945. Keingintahuan Anda mengenai masa lalu negara Indonesia sebelum masa kemerdekaan akan terjawab dengan detail. Di luar Monjali, terdapat kolam buatan dengan aneka ikan yang berwarna-warni. Adanya kolam ikan menambah keindahan obyek wisata ini.

Lelah berkunjung di monumen akan terobati ketika melihat kesegaran ikan-ikan. Obyek wisata ini sering dikunjungi keluarga maupun siswa sekolah. Datang berkunjung ke monument ini akan memberikan pemahaman dan pandangan luas mengenai sejarah bangsa yang tak boleh dilupakan.

Retribusi masuk ke Monumen Jogja Kembali hanya Rp 10.000. Jika datang secara rombongan dengan jumlah minimal yang ditentukan, Anda akan mendapatkan  potongan diskon. Obyek wisata edukasi ini dibuka setiap hari Selasa hingga Minggu. Fasilitas yang dimiliki cukup lengkap yaitu terdapat mushola, parkiran, dan tempat makan dan taman pelangi. Apakah Anda tertarik untuk datang berkunjung?

Lokasi Monumen Jogja Kembali di Google Map :

9 years ago Wisata Budaya

Candi Morangan: Candi Hindu di Lereng Gunung Merapi

Sleman merupakan sebuah kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang menyimpan banyak sekali jejak peninggalan sejarah berupa candi. Bagi Anda yang sangat menyukai ataupun tertarik dengan sejarah, Anda bisa berkunjung kesini untuk mengenal lebih baik tentang candi-candi yang ada di Indonesia. Adapun salah satu candi yang ada di kabupaten ini dan masih belum terkenal di kalangan masyarakat luas adalah Candi Morangan. Selain bisa belajar tentang sejarah yang ada, berkunjung ke candi ini juga menjadi alternatif untuk mendapatkan liburan yang murah dan juga menyenangkan. Candi ini dapat Anda temukan di Desa Sindumartani, Dusun Morangan, Kecamatan Ngemplak.

Candi tersebut berada di tengah permukiman warga dan terletak pada 2,5 meter dibawah permukaan tanah yang disebabkan karena aktivitas vulkanik dari gunung Merapi yang ada. Candi ini ditemukan dalam keadaan runtuh pada tahun 1982. Disini Anda juga dapat menemukan Sungai Gendol yang merupakan sungai yang menjadi aliran lahar gunung Merapi yang berjarak 50 meter dari candi. Candi Morangan memiliki 2 bangunan yaitu candi induk dan candi perwara. Candi induk menghadap ke arah barat dan berdenah bujur sangkar serta berbilik sedangkan candi perwara menghadap ke arah timur dan berdenah bujur sangkar.

Candi Morangan

Sumber foto : IG @richbeer-

Candi ini juga merupakan Candi Hindu. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya Yoni yang berada di candi induk. Kaki, tubuh, dan atap pada candi induk ini juga seperti menggambarkan alam yang ada pada agama Hindu seperti bhurloka, bhuvarloka, dan savarloka. Disini Anda juga akan menemukan patung Nandi yaitu patung yang berbentuk sapi dengan posisi mendekam. Patung ini dipercaya sebagai kendaraan Dewa Siwa dalam sejarah Hindu dan juga digunakan sebagai tempat pemujaan untuk para penganut agama Hindu Siwa.

Baca Juga : Candi Tara, Candi Peninggalan Agama Budha di Kalasan

Candi Morangan memiliki banyak relief binatang seperti gajah, kelinci, kera, singa, kijang dan burung. Memang sebagian besar candi dipenuhi dengan relief binatang, akan tetapi Anda juga dapat melihat relief lain yang ada pada dinding candi seperti adanya dua orang laki-laki yang mengapit tumpukan bunga, dua orang wanita yang membawa kendi kecil dan mengapit kendi besar, dua orang wanita yang sedang menunggangi gajah, tiga resi yang membawa kitab suci teratai biru dan masih banyak lagi. Semua relief yang ada pada dinding candi ini mempunyai maknanya tersendiri.

Belum ada kepastian yang jelas sampai saat ini kapan Candi Morangan dibangun karena tidak ada prasasti yang memberikan keterangan mengenai candi ini. Akan tetapi, dengan melihat adanya ciri-ciri hiasan pada seni arca yang ada, candi ini diperkirakan berdiri pada abad 9 Masehi dimana sama dengan masanya Candi Prambanan. Sejarah yang ada di candi ini memang patut untuk dipelajari oleh Anda pecinta budaya.

Lokasi Candi Morangan Menurut Google Map

9 years ago Wisata Budaya

Candi Tara, Candi Peninggalan Agama Budha di Kalasan

Candi Tara merupakan candi Budha tertua yang dibangun di Pulau Jawa. Lokasinya berada di Jogjakarta, tepatnya di Desa Tirtomartani, Kec. Kalasan, Kabupaten Sleman. Ada yang menyebut candi ini sebagai Candi Kalibening dan Candi Kalasan, sesuai dengan tempat candi ini berada. Seperti yang tercantum dalam prasasti Kalasan tanggal 778 masehi, sebuah bangunan untuk Bhagavati Tara Yang Mulia telah didirikan oleh para Guru Dinasti Syailendra, setelah memperoleh persetujuan dari Maha Raja Dyah Pancapanam Panamkarana.

Prasasti Kalasan ditemukan di sisi timur dari candi dan sekarang telah dimuseumkan di Museum Nasional Jakarta. Sesuai prasasti Kalasan candi ini disebut sebagai Candi Kalibening, lebih dikenal sebagai Candi Kalasan, ada juga yang mengenalnya sebagai Candi Tara karena bangunan ini memang didirikan sebagai tempat pemujaan Dewi Tara. Secara keseluruhan bentuk bangunan candi ini adalah persegi panjang, terdiri dai ruang utama dan bilik-bilik di dinding bagian luar pada masing-masing sisinya. Empat sisinya juga memiliki sebuah pintu dengan pintu utama menghadap ke arah timur. Di bagian atas masing-masing pintu dihiasi dengan pahatan berupa kala. Relung di kiri dan kanan atas pintu terdapat sosok dewa yang berdiri memegang bunga teratai.

Pada bagian tubuh Candi Tara, atasnya menggamparkan puncak Meru dengan bentuk kubus dengan 52 buah stupa mengelilinginya. Stupa tersebut banyak yang tidak lagi utuh. Ghana atau raksasa kerdil menjadi hiasan antara atap dengan bagian tubuh candi. Atapnya bertingkat dua dengan bentuk persegi delapan. Tingkatan terendah terdapat arca Bodhisattva dan tingkat yang tengah terdapat arca Budha Dhayani. Ruang utama candi berbentuk bujur sangkar dengan di dalamnya terdapat batu yang disusun untuk meletakan arca Dewi Tara. Berdasarkan perkiraan arca tersebut sangat besar dengan tinggi kurang lebih 6 meter dan terbuat dari bahan perunggu.

Bangunan Candi Tara sendiri mengalami banyak kerusakan baik faktor alam maupun karena faktor lainnya. Arcanya banyak yang sudah tidak ada di candi. Relief yang ada pada dinding candi memiliki detail yang indah dan menakjubkan. Terdapat relief pohon dewata, awan, dan makhluk khayangan, juga relief daun, sulur-suluran, serta relief berbentuk kuncup bunga. Ukirannya terbilang halus karena pada saat pembangunannya dinding candi bagian luar dilapisi dengan vajralepa. Vajralepa berfungsi seperti semen yang melindungi candi dari lumut dan jamur serta menghaluskan setiap relief yang menghiasi dinding candi.

Bangunan candi yang selesai dibangun pada tahun 778 masehi ini menjadi peninggalan candi Budha tertua di Pulau Jawa. Wisatawan dapat datang pada jam buka sekitar pukul 06.00 – 18.00 WIB. Keberadaan Candi Tara menjadi salah satu bukti keanekaragaman umat beragama yang ada di Indonesia dan dapat menjadi contoh toleransi kehidupan antar umat.

Baca Juga : Candi Barong Tempat Meminta Kesuburan Alam

9 years ago Wisata Budaya

Pemandangan Hijau nan Asri Candi Barong di Bukit Batur Agung

Candi Barong merupakan candi Hindu yang dibangun sekitar pada abad ke-9 hingga abad ke-10 Masehi. Lokasinya berada di Dusun Candisari, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Akses jalan menuju tempat ini berupa jalanan yang menanjak. Keberadaannya ditemukan oleh orang Belanda sekitar tahun 1913 yang kala itu sedang melakukan perluasan perkebunan tebu. Pada tahun 1987 dilakukan pemugaran, dan pada tahun 1992 candi utamanya selesai dipugar. Komplek candi ini berada di ketinggian yakni puncak dari perbukitan Batur Agung.

Lokasi Candi Barong di Google Map:

Perbukitan tempat candi dibangun merupakan dataran tinggi yang penuh dengan batu cadas. Daerah tersebut memiliki kesuburan yang kurang baik, karena itulah dibangun candi ini sebagai tempat memohon agar alam di sekitar menjadi lebih subur. Candi yang menghadap ke sisi barat ini memiliki arca Dewi Sri yang merupakan dewi kesuburan bagi umat Hindu dan merupakan istri dari Dewa Wisnu. Halaman dari area candi terdapat 3 teras, bagian depan di sisi barat lebih rendah, bagian tengah, dan bagian paling tinggi berada di belakang di sisi timur.

Candi Barong

sumber gambar: IG @must_are_if

2 candi kembar berdiri di pelataran yang tertinggi dari komplek Candi Barong. Tinggi dari bangunan candi mencapai ukuran sekitar 9,25 meter dengan luas area alasnya berukuran 8,25 meter x 8,25 meter. Terdapat perbedaan dari bentuk candi ini dibandingkan dengan candi Hindu lainnya, yaitu tidak adanya ruangan di bagian dalam candi atau yang sering disebut dengan bilik candi. Bagian dinding candi juga tidak memiliki relief seperti kebanyakan candi lainnya, dindingnya hanya berupa balok batu cadas. Bentuk atap dari dua candi tersebut berbentuk 4 tingkat. Bangunan yang mirip dengan pendopo tempat pemujaan berada di teras tingkat dua. Bangunan tersebut berukuran 12,3 x 7,8 meter.

Baca Sebelumnya : Candi Kalasan, Candi Budha Tertua di Pulau Jawa

Dua bangunan candi di komplek candi ini memiliki relung di setiap sisinya. Relung tersebut dihiasi dengan Kala Barong, makhluk suci yang bertugas menjaga candi menurut ajaran Hindu. Kala Barong inilah yang membuat masyarakat setempat menyebutnya dengan Candi Barong. Pada awalnya bangunan ini bernama Candi Suragedug, namun karena kebiasaan masyarakat sekitar yang menyebutnya dengan Barong, candi ini dikenal dengan nama yang lain. Selain kala-kala barong, candi ini juga memiliki ornamen lain yang disebut Ghana. Ghana berupa raksasa berukuran kecil yang menumpu bagian relung candi.

Pelatarannya cukup luas sehingga pemandangannya lebih indah terlebih lagi posisinya yang berada di ketinggian, cocok bagi Anda yang ingin melihat sunset dengan cahaya keemasannya yang menyinari bangunan candi. Selain mengamati dan menikmati arsitektur kuno dari bangunan Candi Barong, pengunjung juga bisa melihat pemandangan desa yang hijau dan beberapa aktivitas penduduk setempat yang berada di lahan persawahan. Fasilitas yang disediakan di tempat ini hanyalah halaman untuk parkir kendaraan.

9 years ago Wisata Budaya

Candi Kalasan, Candi Budha Tertua di Pulau Jawa

Candi Kalasan diketahui dengan julukannya sebagai candi Budha tertua yang terdapat di Pulau Jawa. Menurut peninggalan sejarah yakni prasasti Kalasan tanggal 778 masehi candi ini dibangun sekitar tahun 777 masehi hingga 778 masehi. Lokasi berdirinya candi ini yakni di Sleman, tepatnya di Desa Tirtomartani, kecamatan Kalasan, Jogja. Berjarak kurang lebih 15 km dari kota Yogyakarta, 300 meter dari Candi Sari, dan sekitar 2 km dari Candi Prambanan ke arah barat. Posisinya sekitar 50 meter di sisi selatan dari Jl. Raya Yogya-Solo, jalan besar penghubung kota Solo dan Yogyakarta.

Meskipun termasuk sebagai candi Budha, pendiri dari candi merupakan penganut agama Hindu yang bernama RakaiPanangkaran dari wanca Sanjaya. Guru dari Rakai Panangkaran merupakan sosok yang membujuknya membangun candi Budha, guru tersebut berasal dari wangsa Syailendra dan penganut ajaran Hindu. Selain sebagai candi Budha tertua, Candi Kalasan juga merupakan bukti sebuah pernikahan tokoh dari dua dinasti besar. Pembangunan candi ini adalah sebagai penghormatan dan penghargaan atas bersatunya seorang raja dari Dinasti Sanjaya dan seorang permaisuri yang berasal dari Dinasti Syailendra, Raja Pancapana dan Permaisuri Dyah Pramudya Wardhani.

Selain sebagai candi tertua dan candi penghargaan atas cinta yang telah bersatu, candi ini juga merupakan candi terunik karena pemakaian vajralepa. Vajralepa adalah getah dari tumbuhan yang warnanya kekuning-kuningan yang kegunaannya mirip dengan semen. Vajralepa tersebut melindungi bangunan Candi Kalasan dari lumut dan juga jamur. Pemakaian vajralepa juga membuat ukiran yang ada pada dinding luar candi terlihat lebih halus. Bagian gerbangnya dihiasi dengan kala makara dan memiliki empat tangga.

Baca Juga : Pantai Siung, Pantai Gunung Kidul yang Memikat Hati 

Sebuah sosok dari dewa yang sedang memegang sebuah bunga teratai berada di bagian ceruk pintu masuk. Ruang utama candi berisi alas lotus dan juga tahta makara, ada juga singa yang berdiri di atas punggung gajah. Candi ini memiliki satu ruang utama dan 4 ruang lainnya di masing-masing sisinya. Tinggi candi dari bagian dasar, badan candi, hingga atap adalah 34 meter. Bagian alas candi berbentuk persegi yang memiliki ukuran 45 x 45 meter. Candi yang menghadap ke arah timur ini memiliki atap yang bertingkat hingga 3 tingkatan.

Atap terendahnya berhiaskan Bodhisattva yang duduk di teratai, tingkat duanya terdapat patung Budha Dhayani yang sisi kanan dan kirinya terdapat Bodhisattva. Pada bagian atap yang tertinggi berhiaskan relung 8 dengan mahkota berupa dagoba tunggal yang berukuran besar. Komplek candi ini berada dekat dengan pemukiman penduduk dan telah disediakan beberapa fasilitas seperti tempat parkir yang luas dan kamar mandi atau toilet. Bagi Anda yang merasa penasaran dan tertarik untuk datang ke Candi Kalasan, candi ini dibuka setiap hari mulai pukul 06.00 – 18.00 WIB.

 

Pantai Siung, Pantai Gunung Kidul yang Memikat Hati

Di Kabupaten Gunung Kidul, setidaknya ada sekitar 100 pantai lebih yang membentang. Setiap pantai memiliki keunikan yang takkan terlupakan. Pantai Siung merupakan satu dari ratusan pantai yang menarik untuk dikunjungi. Pantai ini memiliki fasilitas yang sangat lengkap. Kelengkapan fasilitas ini yang membuat banyak pelancong dari dalam maupun luar daerah datang.Fasilitas yang lengkap di obyek wisata alam yang indah tentu akan mempermudah Anda saat beraktivitas di obyek wisata tersebut.

Pantai ini letaknya di Dusun Wates, Puwodadi, Tepus, Gunung kidul. Mencapai pantai ini sebaiknya menggunakan kendaraan pribadi karena tidak ada kendaraan umum yang benar-benar sampai ke pantai ini. Dari pusat Jogja, jaraknya sekitar 70km atau memakan waktu 2 jam lebih.

Pantai Siung ini memiliki sejarah yang unik. Asal kata Siung berasal dari Siung Wanara yang berarti gigi kera. Jika dilihat dari jauh, di pantai pasir putih ini terdapat sebuah karang yang terlihat jelas dan besar. Batu karang tersebut seolah mirip gigi kera. Hal ini diungkapkan oleh Pak Wastoyo, tetua yang tinggal di sekitar pantai ini. Sejak saat itulah pantai yang indah itu dinamakan Siung.

Pantai ini menyediakan fasilitas yang lengkap. Jangan takut kelaparan karena ada banyak penjual makanan yang menawarkan berbagai menu seperti nasi rames, bakso, mie ayam, dan soto.Fasilitas untuk beribadah juga tersedia karena ada mushola yang didirikan di pantai ini. Selain itu terdapat kamar mandi yang cukup banyak sehingga Anda tak perlu mengantri panjang iika ingin mandi atau membilas tubuh. Parkiran pantai ini juga cukup luas jadi jika membawa kendaraan motor maupun mobil bisa ditampung.

Pantai Siung

Sumber gambar : Akun Instagram @pantaisiung

Hal yang menarik yang bisa dilakukan di pantai ini yaitu Anda bisa menaiki bukit yang tak terlalu tinggi. Di atas bukit ini Anda akan melihat pemandangan Pantai Siung dan sekitarnya. Tak jarang, spot ini sering digunakan untuk prewedding. Dari atas bukit, jika Anda melihat ke bawah maka ombak pantai yang memecah tebing terlihat sangat indah. Pantai yang eksotis ini sering digunakan untuk aktivitas berkemah karena suasana pantainya yang sangat indah.

Uniknya, pantai ini sering digunakan para pendaki yang suka menaiki tebing. Ada banyak spot pendakian yang terdiri dari kesulitan yang berbeda-beda. Banyak yang mengatakan jika pantai ini merupakan tempat terbaik untuk rock climbing. Bagi Anda yang suka dengan olahraga ekstrim, Anda wajib mencoba aktivitas ini. Untuk bisa memasuki kawasan ini, Anda hanya perlu mengeluarkan biaya Rp 3.000 untuk biaya parkir mobil serta Rp 2.000 untuk kendaraan bermotor.

Nah, tunggu apalagi? Jika Anda mengidamkan pantai yang memiliki pasir putih, bisa digunakan untuk berkemah, dan bagus untuk rock climbing, Pantai Siung jawabannya.

Baca Juga : Candi Ratu Boko, Istana Megah Jaman Dahulu

Lokasi Pantai Siung di Google Map :

9 years ago Wisata Budaya

Candi Ratu Boko, Istana Megah Jaman Dahulu

Meniti Jejak Mataram Kuno. Mungkin itu satu hal yang pantas Anda ucapkan ketika berlibur ke wisata budaya dan sejarah di Indonesia. Indonesia memang merupakan negara dengan sejuta kebudayaan yang beragam. Termasuk dengan peninggalan-peninggalan sejarah pada masa lalu yang bisa dijadikan sebagai kawasan objek wisata dengan nilai sangat tinggi. Candi Ratu Boko salah satunya. Candi ini mempunyai daya tarik yang sangat luar biasa.

Selain Candi Prambanan,  sebenarnya masih ada candi lain yang bisa dijadikan ikon tempat wisata salah satunya adalah Candi Ratu Boko. Istana Ratu Boko merupakan peninggalan situs arkeologi berupa bekas istana yang terdiri dari beberapa bangunan. Istana Ratu Boko dikelola oleh sebuah perusahaan BUMN yaitu PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu Boko. Istana Ratu Boko beralamat di Bokoharjo, Prambanan, Kabupatrn Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Istana Ratu Boko mempunyai luar sekitar 25 ha.

Dulunya candi ini digunakan pada abad ke-8 pada masa Wangsa Sailendra atau RakaiPanangkaran yang berasal dari Kerajaan Medang (Mataram Hindu). Jika dilihat dari sisa bangunnya, dulu candi ini merupakan sebuah kompleks istana raja. Hal itu terbukti dari adanya bangunan berbenteng dan parit kering sebagai struktur pertahanan. Selain itu juga terdapat situs penduduk di sekitar lokasi istana. Pada bagian tengah kompleks candi, terdapat gapura utama sebagai pintu masuk, lapangan, kolam, paseban dan candi pembakaran. Kemudian di bagian tenggara terdapat pendopo, kolam, candi dan kompleks Keputren. Sedangkan untuk yang bagian barat kompleks hanyalah perbukitan yang menarik.

Keistimewaan Candi Ratu Boko bisa dilihat dari segi kompleks bangunan. Hal ini terlihat jelas dan berbeda dengan bangunan candi pada umumnya. Terdapatnya bekas bangunan kolam renang mengisyaratkan bahwa tempat ini dulunya memang sebuah kompleks istana. Selain itu, letaknya yang berada diatas bukit sebagai tanda terdapatnya mata air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keistimewaan yang lain adalah adanya Candi Pembakaran yang digunakan untuk membakar mayat. Dari Candi Pembakaran, terdapat sebuah sumur suci yang konon dulunya digunakan warga untuk upacara keagamaan. Para penganut Agama Hindu juga sering menggunakan air yang ada di sumur itu untuk perayaan Tawur Agung.

Menariknya lagi, di Istana Ratu Boko terdapat 2 buah goa yang disebut GoaLanang dan GoaWadon. Relief pada Goa ini menggambarkan alat yang dimiliki oleh laki-laki dan wanita. Yang dianggap sebagai perwakilan Siwa dalam ajaran agama Hindu. Penyatuan antara yoni (cewek) dan lingga (cowok) dipercaya akan membawa kesejahteraan bagi semuanya. Tempat ini diprediksi sebagai tempat bermeditasi pada jaman dahulu.

Selain menikmati keindahan bangunan yang ada di sekitar Istana Ratu Boko, Anda juga dapat melihat kemegahan Candi Prambanan dari atas bukit istana. Menanti sunset (matahari tenggelam) dari atas bukit merupakan moment yang paling ditunggu-tunggu jika berlibur ke Candi Ratu Boko. Anda bisa melakukan perjalanan rombongan bersama teman kerja, keluarga, kolega dan sebagai melalui jasa paket wisata berikut :

Paket Wisata ID

Lokasi Candi Boko menurut Google Map :

Copyrights 2009 Rental Mobil Jogja. All rights reserved.

^
WhatsApp Hubungi Kami