Menu
×

Category Archives: Tempat Wisata

9 years ago Wisata Alam

Kenangan Manis Hutan Mangrove di Kulon Progo

Penanaman mangrove berfungsi untuk mencegah erosi yaitu pengikisan permukaan tanah karena aliran air. Berbeda dengan hutan-hutan mangrove yang lain, di Hutan Mangrove Kulon Progo juga dapat berfungsi untuk tempat wisata alam. Keindahan dan keunikan hutan mangrove tersebut menjadi daya tarik tersendiri. Tempat tersebut juga terkenal akan kenangan romantis bersama pasangan. Simak ulasan tentang serba-serbi Hutan Mangrove di Kulon Progo.

Hutan Mangrove di Kulon Progo berada di Jangkaran, Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya sendiri berada di Pasir Mendit Kecamatan Temon, Kulon Progo. Letaknya berada di sebelah barat Sungai Bogowonto. Wisata alam yang memberi sejuta manfaat bagi kehidupan ini tergolong murah meriah karena pengunjung hanya diharuskan membayar tiket masuk Rp 4.000,00 dan apabila menggunakan kendaraan roda dua membayar biaya parkir Rp 2.000,00. Fasilitas di hutan tersebut masih kurang sehingga saat siang hari Anda akan merasakan panas yang menyengat sehingga Anda perlu membawa kebutuhan sendiri. Sebaiknya Anda mengunjungi ketika pagi atau sore hari agar tidak terlalu kepanasan.

Hutan mangrove di Kulon Progo

Sumber foto: Akun Instagram @pantai_pasirkadilangu

Wisata alam ini menawarkan keindahan-keindahan yang unik nan romantis yaitu terdapat kata-kata yang dapat membuat pengunjung menjadi galau hingga mendapatkan kebahagiaan tersendiri ketika mengunjunginya. Meskipun wisata ini terkenal akan keromantisannya, Anda yang belum mempunyai pasangan tidak perlu khawatir untuk mengunjungi hutan mangrove tersebut. Anda bisa membuat kenangan-kenangan manis bersama teman dengan berfoto-foto karena banyak angel yang menarik dan patut untuk dicoba. Selain itu, wisata ini juga terkenal edukatif karena pengunjung dapat mengambil pelajaran bahwa dengan melestarikan hutan mangrove akan mendapatkan hal-hal yang luar biasa termasuk bisa untuk wisata.

Hutan Mangrove Kulonprogo di Peta Google:


Rute perjalanan menuju Hutan Mangrove di Kulon Progo apabila dari arah Wates yaitu dengan mengikuti jalan Wates hingga tiba di Patung Nyi Ageng Serang, lalu ambil arah ke Purworejo hingga melewati Terminal Wates. Dari terminal Wates  masih 10 km, apabila sudah nampak pertigaan yang berbentuk huruf Y maka ambil arah ke kiri sehingga menemukan Jembatan Congot. Setelah itu, masih ke arah barat sekitar 100 meter sebelah kiri jalan terdapat papan nama Dusun Pasir Mendit, Anda sudah bisa masuk dan dapat mengikuti petunjuk jalan menuju ke lokasi hutan mangrove.

Hutan Mangrove di Kulon Progo ini menggunakan jembatan yang terbuat dari bambu yang memanjang di tepi dan bisa masuk di hutan mangrovenya. Sebaiknya jika Anda menngunakan sandal atau sepatu yang nyaman untuk dapat melewati jembatan tersebut dan jangan meninggalkan sampah ataupun jejak yang dapat merusak keindahan wisata tersebut termasuk corat-coret sembarangan. Wisata ini akan tetap asri apabila Anda juga melestarikan dan menjaganya dengan benar. Pastikan Anda meninggalkan kenangan manis di objek wisata Hutan Mangrove Kulon Progo.

Baca Sebelumnya:  Menaklukkan Tantangan Rafting Kali Elo

Menaklukkan Tantangan Rafting Kali Elo

Bosan dengan jalan-jalan? Saatnya mencari sesuatu yang lebih menantang dan memacu adrenaline Anda. Rafting kali Elo adalah wahana pemacu adrenaline di Magelang, Jawa Tengah. Arus dan bebatuan Elo siap menantang nyali petualangan Anda.

Kali Elo terletak di daerah Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa tengah. Sungai berarus sedang hingga deras ini bersumber di Gunung Merbabu dan bermuara di sungai Progo Yogyakarta. Arus sungai yang cukup kuat dilengkapi dengan bebatuan menjadikan Elo sebagai tempat yang tepat untuk manantang nyali Anda. Karakteristik arus dan kedalaman sungai yang bervariasi akan membawa pengalaman rafting yang berbeda.

Rafting kali Elo dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu fun, intermediate, dan hard. Beberapa titik berarus pelan di kali Elo akan menawarkan “jalan-jalan air” pada Anda. Di sini Anda akan mendapatkan kesempatan untuk menikmati pemandangan yang ada di kiri dan kanan sungai. Beberapa titik lainnya memiliki arus cukup deras dengan bebatuan yang ada di aliran sungai. Meskipun berarus sedang, namun Anda pasti akan dikejutkan dengan beberapa cerukan arus. Anda juga akan sedikit diberi “hiburan” oleh pemandu yang dengan sengaja akan memutar dan menggoyang perahu Anda. Pada level ini Anda akan merasa sangat senang dan terhibur.

Setelah bersenang-senang dengan arus tenang dan sedang, selanjutnya Anda masuk ke bagian sungai yang berarus deras yang merupakan “pertunjukan utama” rafting kali Elo. Di sinilah Anda akan mendapatkan tantangan yang sebenarnya. Derasnya arus, cerukan cerukan tajam, pusaran air, dan batuan-batuan besar siap menantang nyali Anda. Bersiaplah untuk terlempar keluar perahu dan terbawa arus kali Elo.

Anda tentu sudah membayangkan dan penasaran tentang kehebatan arus Elo. Namun, Anda tidak perlu khawatir akan keselamatan Anda. Para pemandu yang menyertai Anda adalah rafter berpengalaman yang tahu persis seluk belok kali Elo. Selain pemandu yang ikut serta dalam perahu, ada banyak life guard yang selalu siap di tepi sungai. Para life guard ini akan segera memberikan pertolongan kepada Anda jika terjadi sesuatu. Anda juga diwajibkan untuk mengenakan perlengkapan keselamatan dan terlebih dahulu diberikan briefing serta pelatihan singkat tentang rafting. Para penyedia jasa rafting juga memiliki syarat ketat mengenai siapa yang boleh dan tidak untuk mengikuti aktivitas ekstrim ini.

Untuk melakukan rafting di kali Elo, Anda bisa datang langsung ke Mungkid (Magelang). Ada banyak kelompok rafting professional yang siap mengantar Anda menaklukkan keganasan arus Elo dengan biaya sebesar (rata-rata) 150.000 rupiah. Biaya itu sudah termasuk perlengkapan keselamatan dan asuransi.

Rafting kali Elo akan memberikan tantangan dan kesenangan luar biasa. Keindahan panorama alam dan deru air akan memberikan sebuah pengalaman baru bagi para pecandu tantangan.

 

Klik di sini untuk : Wisata di Magelang lainnya

Wisata Bersejarah dan Alam di Candi Canggal

Kebanyakan para wisatawan yang datang ke Magelang hanyalah akan mengunjungi Candi Borobudur dan Candi Mendut. Hal ini dikarenakan kedua candi tersebutlah yang paling populer di kalangan para wisatawan. Padahal, Magelang masih memiliki banyak candi keren lain yang sangat sayang jika terlewatkan. Salah satunya adalah candi canggal. Selain dikenal dengan nama Canggal, candi ini juga populer dengan sebutan Candi Gunungwukir. Hal ini dikarenakan candi tersebut terletak di puncak bukit Gunungwukir. Secara administratif, candi denga corak Hindu ini berada di Dusun Canggal, Kecamatan Salam, Kadiluwih. Berdasarkan penelitian, banyak arkeolog yang mengungkapkan bahwa Candi Gunungwukir ini adalah candi paling tua yang dibangun pada zaman Kerajaan Mataram Kuno, pada masa pemerintahan Raja Sanjaya di tahun 732 M.

Letaknya yang berada di atas bukit membuat candi ini memiliki pemandangan alam yang memukau. Apalagi rerimbunan vegetasi alami yang mengelilingi candi ini juga menciptakan suasana asri yang sejuk dipandang. Untuk bisa mencapai candi canggal Anda harus lebih ekstra bersabar. Karena jalan yang dilalui berupa jalan setapak yang masih tanah. Candi yang juga dikenal dengan nama Shiwalingga ini adalah candi Hindu. Hal ini ditandai dengan terdapatnya arca Nandi dan Yoni. Sekedar informasi, Arca Yoni dan sebuah lingga merupakan lambang yang hanya dimiliki oleh dewa Siwa. Tak heran jika candi ini diidentifikasi sebagai candi peninggalan masyarakat Hindu. Sayangnya, lingga tersebut sudah tidak ada lagi di candi ini. Sementara arca Nandi adalah lembu yang menjadi  kendaraannya.

Dari data Balai Pelestarian Cagar Budaya atau yang disingkat BPCB, kompleks candi canggal memiliki bangunan utama dengan 4 candi. Kompleks ini memiliki ukuran seluas 50 × 50 m. Sayangnya, dari semua candi mulai dari candi induk hingga ketiga candi perwara tidak ada yang dalam kondisi utus satu candi pun. Kini, prasasti Canggal disimpan di dalam Museum Nasional Jakarta. Bahan dasar komplek candi ini adalah batu andesit.

Letak Candi Gunung Wukir / Candi Canggal pada Google Map

Prasasti canggal pertama kali ditemukan pada tahun 1879. Prasasti yang ditemukan pertama kali tertera angka berupa tahun 654 M dan 732 M. Dimana prasasti tersebut ditemukan di kompleks candi. Prasasti tersebut bertuliskan Sansekerta dengan bahasa Pallawa yang menceritakan asal muasal pembangunan candi. Tak hanya itu, tertuliskan pula cerita keberanian dan kegagahan Raja Sanjaya yang berhasil menaklukkan para musuhnya.

Untuk bisa mencapai situs bersejarah ini, Anda bisa naik angkutan umum ke Kecamatan Ngluwar kemudian turun di Kadiluwih. Selanjutnya Anda bisa berjalan kaki melewati jembatan dan perkebunan lalu mendaki bukit wukir kurang lebih 500 m. Selama perjalanan menuju candi canggal, Anda akan disuguhkan pemandangan alam yang luar biasa asri dan menyejukkan.

9 years ago Wisata Alam

Tamasya ke Kebun Buah Mangunan

Yogyakarta sudah lama dikenal sebagai destinasi wisata di kalangan wisatawan. Selain karena kekayaan budaya Jawa yang kental, Yogyakarta juga terkenal akan keindahan pantai dan alamnya yang berada di Bantul dan Gunung Kidul. Salah satu objek wisata yang mulai populer adalah Kebun Buah Mangunan.

Kebun Buah Mangunan ini terletak di kecamatan Dlingo, Bantul, Yogyakarta. Pembangunannya dimulai pada tahun 2003 oleh Pemerintah Kabupaten Bantul dengan luas area mencapai 23,3 hektar dan di ketinggian 150 – 200 mdpl. Anda dapat memasuki area kebun buah mulai pukul 4.30 sampai dengan pukul 17.00 WIB dengan membayar tiket masuk sebesar Rp5.000,- per orangnya. Pemandangan dan suasana di tempat ini sangat menyejukkan dan cocok bagi anda untuk melepas penat dari rutinitas sehari – hari. Anda akan disuguhi pemandangan Sungai Oya yang dipadu dengan hijaunya Pegunungan Sewu.

Tak sulit menjangkau lokasi wisata yang hanya berjarak 35 km dari pusat kota Yogyakarta atau 15 km dari Bantul ini. Dari Terminal Giwangan anda dapat mengambil jalur ke arah selatan menuju Jl. Imogiri Timur setelah itu ambil jalur Imogiri – Dlingo. Kemudian ikutilah penunjuk arah yang telah disediakan menuju ke kebuh buah. Di sepanjang perjalanan anda akan disuguhi pemandangan hutan pinus yang membentang di kanan kiri jalan.

Kebun Buah Mangunan

Sumber gambar : Instagram @travelmate_kamu

Sesampainya di kebun buah, pemandangan yang menakjubkan sudah menanti anda. Apabila anda berkunjung di pagi hari dan sedang beruntung, anda dapat melihat bagian bawah dari puncak Bukit Mangunan yang tertutup kabut putih yang nampak seperti awan. Karena hal inilah Kebun Buah Magunan mendapat julukan negeri di atas awan. Setelah sang surya mulai menjulang tinggi, kabut putih akan perlahan memudar dan digantikan dengan pemandangan Sungai Oya dan hamparan hutan yang hijau. Saat sore tiba, wisatawan juga dapat menikmati pemandangan matahari tenggelam yang tak kalah menakjubkan.

Letak Kebun Buah Mangunan pada Peta Google Map

Seperti namanya, di kebun buah ini anda dapat menjumpai dan menikmati berbagai macam pohon buah seperti belimbing, rambutan, durian, cempedak, jambu biji, jeruk, kelengkeng, mangga, manggis, matoa, salak, sawo dan lain-lain sesuai musimnya dengan harga yang cukup terjangkau. Setelah puas mencicipi berbagai macam buah, anda juga dapat melakukan aktivitas lainnya seperti, outbound, memancing, berkemah, jembatan gantung, bebek kayuh, sepeda gunung, dan lain – lain. Fasilitas lain yang dapat anda peroleh adalah penginapan, tempat pembibitan buah, tempat pembibitan sapi, gazebo, gardu pandang, warung makan, mushola, dan play ground. Di play ground, anda dapat melihat rusa yang sengaja dipelihara di dalam kandang. Terkadang, anda dapat melihat kawanan monyet yang masih berkeliaran bebas di kawasan ini.

Tak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk menikmati keindahan alam di sini. Kebun Buah Mangunan merupakan salah satu destinasi wisata yang menarik dan sangat direkomendasikan untuk dikunjungi jika anda berlibur ke Yogyakarta.

Wisata Alam lainnya : Menikmati Wisata Alam Eksotis di Waduk Sermo

Anda bisa tempat ini dengan menggunakan rental mobil Jogja yang melayani perjalanan kunjungan wisata ke berbagai tempat wisata di Yogyakarta, dan sekitarnya.

Demikian ulasan terkait informasi Kebun Buah Mangunan untuk Anda. Semoga informasi ini bisa bermanfaat dan menjadi tambahan koleksi informasi wisata Jogja untuk Anda. Simak ulasan lainnya terkait informasi dan tips wisata Jogja di halaman kami.

9 years ago Wisata Alam

Menikmati Wisata Alam Eksotis di Waduk Sermo

Waduk Sermo merupakan salah satu tempat wisata yang ada di Yogyakarta. Lebih spesifiknya, lokasi dari tempat wisata ini adalah di desa Hargowilis, kecamatan Kokap, kabupaten Kulonprogo Yogyakarta. Dari kota Yogyakarta, lokasi wisata danau ini berada pada 36 km ke arah barat. Sementara itu, dari pusat kota Wates, wisata waduk ini berjarak 6 km.

Tempat wisata danau yang juga dimanfaatkan sebagai infrastruktur sistem pengairan dan air minum ini berada di tengah perbukitan Menoreh yang tersusun dari batuan karst atau yang lebih kita kenal dengan batuan gamping. Lokasinya yang berada di tengah deretan bukit ini membuat waduk Sermo sebagai wisata alam favorit untuk mereka yang jenuh dengan aktivitas kota yang bising.

Waduk Sermo

Sumber gambar: akun Instagram @tour_jogjanesia

Para wisatawan dapat melihat sejuknya pepohonan di sepanjang perjalanan menuju destinasi wisata yang diresmikan pada 20 November 1996 oleh Mantan Presiden Soeharto ini. Selain itu, suasana pedesaan dengan hamparan luas persawahan warga Kulonprogo turut menghiasi keindahan alam di perjalanan menuju waduk. Saat mendekati lokasi, Anda akan disajikan dengan pengalaman melintasi jalanan berbatu yang sensasinya tidak Anda dapatkan di lokasi wisata kota.

Waduk buatan yang memiliki luas 157hektar ini juga mempunyai cerita tersendiri pada awal pembangunannya. Waduk ini pada mulanya memang tidak dibuat untuk kepentingan wisata, melainkan sebagai sumber air masyarakat Kulon Progo yang hidup di atas tanah ber-karst. Dulunya, waduk Sermo dibangun dengan mentransmigrasikan 107 kepala keluarga yang sebelumnya tinggal di lokasi waduk. Para penduduk tersebut ditransmigrasikan ke Bengkulu dan Riau.

Waduk yang dibangun dengan menghabiskan dana sekitar 22 millyar Rupiah ini kini menjadi tempat wisata alam bagi wisatawan domestik maupun manca negara. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan ketika Anda mengunjungi waduk ini. Pertama, Anda bisa duduk di sekitar danau buatan ini sambil menyaksikan suasana senja dengan pemandangannya yang sayang untuk tidak diabadikan. Selain itu, Anda juga bisa naik perahu yang disewakan oleh warga sekitar untuk menyusuri danau. Dengan biaya 30.000 rupiah, Anda bisa merasakan ketenangan dan kesejukan semilir angin di atas perahu.

Jika Anda kemalaman untuk pulang, Anda bisa menginap di wisma yang tidak jauh dari lokasi waduk. Selain fasilitas tempat menginap, ada fasilitas lain seperti warung makan, toilet umum, dan bengkel yang disediakan untuk pengunjung. Selain dapat menikmati pemandangan malam hari dan saat matahari terbit, Anda juga bisa meluangkan waktu sebentar untuk singgah dan melihat-lihat rumah berbentuk jamur dan panggung tidak jauh dari lokasi wisata.

Demikian beberapa hal seputar tempat wisata alam waduk Sermo yang dapat menjawab rasa ingin tahu Anda sebelum melakukan perjalanan wisata ke Yogyakarta. Karena merupakan tempat wisata umum, Anda harus mematuhi apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat kunjungan. Selamat menyusun rencana traveling.

Sebelumnya : Wisata Pendidikan dan Budaya: Sejarah Keraton Kasunanan Surakarta

9 years ago Museum , Wisata Budaya

Wisata Pendidikan dan Budaya: Sejarah Keraton Kasunanan Surakarta

Keraton merupakan tempat tinggal para raja serta dapat dijadikan sebagai tempat menjalankan  pemerintahan. Di Indonesia terdapat banyak keraton yang tersebar diberbagai daerah. Akan tetapi untuk saat ini hanya beberapa keraton yang masih menjalankan tradisi dan adat misalnya Keraton Kasunanan Surakarta. Geger Pecinan pada tahun 1743 membuat Susuhunan Pakubuwana II gerah dan akhirnya mendirikan keraton pengganti Keraton Kartasura menjadi Kasunanan Surakarta pada tahun 1744.

Ada beberapa kompleks keraton yang patut Anda kunjungi saat berada di Surakarta yaitu kompleks Alun-alun lor lan kidul (utara dan selatan), kompleks Sasana Sumewa, kompleks Siti Hinggil lor lan kidul (utara dan selatan), kompleks Kamandungan lor lan kidul (utara dan selatan), kompleks Sri Manganti, kompleks Kedaton, kompeks Kamagangan.

  1. Kompleks Alun-alun Lor (utara)

Alun-alun merupakan tempat untuk menyelenggarakan upacara-upacara kerajaan serta tempat bertemunya rakyat dengan rajanya. Terdapat dua pohon beringin di alun-alun yang bernama Dewadaru dan Jayadaru.  Setelah itu, apabila Anda melihat ke arah barat maka  akan terlihat kemegahan Masjid Agung Surakarta. Pendiri Keraton Surakarta juga mendirikan masjid resmi untuk kerajaan pada tahun 1750. Selain itu di sisi barat daya Alun-alun Lor terdapat gapura besar yaitu Gapura Batangan dan Gapura Klewer yang memiliki fungsi sebagai pintu keluar Alun-alun Lor.

  1. Kompleks Sasana Suwema dan Siti Hinggil

Sasana Sumewa merupakan bangunan utama terdepan di Keraton Kasunanan Surakarta yang berada disebelah selatan pohon Waringin Gung dan Binatur. Dahulu berfungsi sebagai tempat untuk upacara resmi kerajaan. Sedangkan Siti Hinggil adalah suatu kompleks di keraton yang dibangun khusus dengan tanah yang lebih tinggi dari yang lain.

  1. Kompleks Kedaton

Saat melintasi halaman Kedaton Anda akan melangkah diatas pasir hitam yang berasal dari pantai selatan. Halaman dihiasi dengan pohon sawo kecik yang berjumlah 76 batang dan patung-patung bergaya Eropa. Anda dapat mengambil foto dengan berbagai objek di tempat ini. Selain itu kompleks ini terdapat bangunan utama antara lain Sasana Sewaka, Bangsal Maligi, Sasana Handrawina, Ndalem Ageng Prabasuyasa, dan Panggung Sangga Buwana.

Wisata sejarah Keraton Kasunanan Surakarta lumayan terjangkau, untuk tiket masuknya ditarik dengan harga Rp 10.000,00 dan jika Anda membawa kamera harus membayar Rp 2.000,00. Sebaiknya Anda mengunjungi tidak di hari Jumat karena keraton ditutup untuk umum. Jika ingin berfoto dengan para penjaga Keraton Solo yang memakai pakaian khas dan menggunakan senjata, Anda hanya akan membayar Rp 10.000,00.

Museum Keraton Surakarta

sumber gambar: sabdalangit.wp.com

Semoga dengan sedikit ulasan tentang Keraton Kasunanan Surakarta dapat membantu Anda ketika akan mengunjungi keraton Solo. Selain itu Anda bisa mampir ke Pasar Klewer yang menyediakan batik-batik dengan harga yang sangat terjangkau. Kuliner di sekitar Keraton pun tergolong murah nan enak. Selamat berwisata sejarah. Bangsa yang menghargai diri bangsa sendiri adalah yang mengetahui sejarahnya.

Museum Keraton Solo

Museum Keraton Surakarta

Baca Sebelumnya: Makam Kajoran, Makam Bupati Pertama Klaten, Jawa Tengah

Lokasi di Google Map:

9 years ago Artikel , Wisata Budaya

Wisata Sejarah Taman Sriwedari Solo

Wisata sejarah akan memberikan pembelajaran untuk menghargai segala sesuatu karena banyak yang harus dikorbankan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Taman Sriwedari merupakan salah satu tempat wisata yang menyimpan banyak sejarah. Taman ini memiliki nama lain Kebon Rojo yang berdiri pada masa pemerintahan Sultan Paku Buwono X pada tahun 1877. Lokasinya berada di tengah kota Solo tepatnya di Jalan Brigjen Slamet Riyadi 275, Penumping, Laweyan, Solo, Jawa Tengah.

Pembuatan taman tersebut menghabiskan ribuan gulden karena terdapat binatang-binatang hasil buruan yang beraneka ragam serta tanaman yang berwarna-warni. Bentuk tanahnya persegi panjang yang membujur dari barat ke timur. Bagian barat tempo dulu berbentuk taman akan tetapi saat ini berubah menjadi Stadion R. Maladi.  Sedangkan disebelah timur  terdapat Museum Radyapustaka. Taman Sriwedari memiliki bangunan-bangunan yang hampir mirip dengan boulevard di luar negeri. Solo merupakan salah satu kota di Jawa Tengah oleh karena itu bangunannya juga kental dengan joglo. Didepan joglo terdapat patung sepasang penari, untuk saat ini patung tersebut kondisinya memprihatinkan karena tidak terpelihara.

Taman Sriwedari

sumber gambar: IG @nonwids

Taman ini difungsikan sebagai tempat untuk diselenggarakannya tradisi masyarakat setempat seperti hiburan Malam Selikuran. Malam Selikuran adalah malam ke- 21 pada bulan Ramadhan karena pada malam itu dipercaya bahwa ada malam Lailatul Qadr sehingga masyarakat mengadakan tradisi Kirab Seribu Tumpeng. Tradisi tersebut masih berjalan hingga sekarang, pada mulanya malam selikuran diyakini sudah muncul ketika zaman para wali, kemudian berlanjut pada masa Kesultanan Demak, Mataram, Kartasura hingga Kasunanan Surakarta. Taman ini sempat berfungsi sebagai tempat bilyard yang sangat bertolak belakang dengan fungsi yang semestinya dan banyak bangunan yang rusak, akan tetapi saat ini sudah diperbaiki dan mengalami pemugaran.

Lokasi Taman Sriwedari di Peta Google

Saat memasuki dalam Taman Sriwedari Anda akan disuguhi dengan deretan-deretan rumah yang menawarkan souvenir-souvenir khas Solo maupun alat-alat menari hingga tokoh pewayangan. Belakang taman merupakan Gedung Wayang Orang (GWO) yang memiliki fungsi sebagai gedung untuk melakukan pertunjukan wayang orang. Biasanya pertunjukan tersebut menampilkan cerita Ramayana dan Mahabarata dan cerita pewayangan yang lain. Tiket masuknya sangat terjangkau yaitu mulai dari Rp 3.000, 00 – Rp 5.000,00 buka setiap hari mulai pukul 10.00- 22.00 WIB.

Terdapat pula deretan toko buku yang menandakan buku-buku kuno dengan bahasa Jawa, Belanda, inggris. Dengan demikian Anda yang sedang mencari atau memang mengoleksi buku-buku kuno akan lebih mudah mencarinya di Solo. Semoga ulasan tentang Taman Sriwedari bermanfaat bagi Anda yang suka ataupun yang sedang belajar sejarah dengan cara berwisata yang menyenangkan dan tidak akan membuat Anda merasa jenuh. Selain itu, wisata tersebut akan memberikan nuansa yang berbeda karena Anda akan dekat dengan benda atau bangunan yang bernilai sejarah tinggi.

Baca Juga : Wisata Sejuk di Kulonprogo: Kedung Cumpleng

9 years ago Wisata Alam

Wisata Sejuk di Kulonprogo: Kedung Cumpleng

Daerah Istimewa Yogyakarta memang memiliki wisata alam yang tidak ada habisnya. Kali ini akan dibahas lebih lanjut tempat wisata yang ada di Kulonprogo. Selain pantai, ternyata daerah ini memiliki tempat yang indah. Salah satu pesona alam yang wajib Anda ketahui yaitu Kedung Cumpleng. Ini  adalah obyek wisata yang terletak di Kecamatan Samigaluh Kulonprogo. Tidak banyak yang mengetahui tentang tempat ini karena tempatnya yang tersembunyi dan jarang dikunjungi oleh wisatawan. Meskipun tersembunyi, namun keindahan alamnya tak kalah dengan wisata luar negeri.

Tempat ini berjarak sekitar 40 km dari pusat kota Yogyakarta. Tepatnya di Dusun Nglinggo Desa Pagerharjo Kecamatan Samigaluh Kulonprogo. Rute menuju obyek wisata ini memang memerlukan sedikit tenaga ekstra. Ini dikarenakan tidak Anda harus memarkiran kendaraan di tempat warga dan meneruskan perjalanan ke sana dengan berjalan kaki. Sebelum datang kesini pastikan kondisi fisik Anda benar-benar sehat dan bugar. Ini dikarenakan wisata Kedung Cumpleng masih terpencil sehingga harus ekstra mandiri. Jika Anda suka tantangan, maka tempat ini sangat pas untuk Anda. Perjalanan menuju air terjun ini sangat indah dan tak terlupakan. Sebelah kanan kiri Anda akan menjumpai lembah. Jalanan yang Anda lewati berupa jalanan setapak yang masih belum banyak dilewati orang.

Kedung Cumpleng merupakan air terjun yang memiliki pemandangan menakjubkan. Suasananya masih sangat permai. Seperti surga tersembunyi yang tak terjamah tangan-tangan manusia.  Di sekeliling air terjun ini tumbuh pohon bambu liar. Airnya sangat jernih dan bening. Ada rasa segar yang mendamaikan saat menyentuh airnya. Suara air yang deras seperti obat penghilang kepenatan hidup. Tempat ini sangat cocok bagi Anda yang ingin melupakan masalah atau mencari kedamaian jiwa.

Jika Anda berniat berlibur di tempat ini, ada baiknya Anda membawa bekal makanan dan minuman secukupnya. Ini dikarenakan belum tersedianya fasilitas umum seperti kamar kecil, warung , maupun tempat parkir. Semua benar-benar alami. Hindarilah datang ke sini menjelang petang karena minimnya penerangan. Waktu terbaik untuk datang ke sini adalah di pagi hari atau siang menjelang sore. Sayangnya, di sekitar tempat wisata belum ada villa atau penginapan. Jadi jika Anda ingin bermalam di sini, Anda harus mendirikan tenda. Namun untuk keamanannya belum Anda. Jadi Anda yang berjiwa petualang harus ekstra berhati-hati.

Obyek wisata ini bisa jadi potensi wisata yang unggul jika dikelola dengan baik oleh pemerintah setempat. Perlu adanya pengadaan fasilitas umum seperti toilet  umum dan warung-warung kecil di sekitar objek wisata. Selain fasilitas umum, perlu juga menggunakan kekuatan sosial media seperti instagram, twitter, dan facebook untuk mengenalkan tempat wisata ini pada khalayak umum, terutama traveler yang suka wisata alam. Anda tertarik dengan pesona alam dari Kedung Cumpleng?

 

Baca Juga: Goa Maria, Situs Peribadatan Khatolik di Yogyakarta

Cerita di Balik Makam Bukit Tidar Magelang

Di kota Magelang, terdapat sebuah bukit yang menyimpan legenda. Cerita ini telah diturunkan secara turun temurun. Bukit Tidar, namanya. Bukit ini memiliki makam yang terletak di atasnya. Bahkan cerita tentang Makam Bukit Tidar sudah tersebar luas hingga ke luar pulau Jawa. Untuk mencapai puncak Bukit Tidar, Anda harus berjalan sekitar 30 menit. Tinggi bukit ini sekitar 503 meter dari permukaan air laut dan terletak di tengah-tengah 5 gunung api yang masih aktif. Pemandangan menuju puncak sangat indah dan masih alami. Keberadaan pohon salak dan pinus membuat suasana bukit sangatlah sejuk dan rindang.

Nama Bukit Tidar sendiri memiliki arti Mati dan Modar. Bagi Anda yang berani datang ke bukit ini maka hanya ada 2 pilihan yaitu mati atau modar. Ini dikarenakan bukit ini ada penunggunya. Ada beberapa makam yang terletak di bukit ini. Salah satu makam bukit Tidar yang terkenal yaitu Makam Syekh Subakir. Bentuk makam ini lingkaran dan dikelilingi oleh benteng yang terbuat dari batu bata.

Makam Bukit Tidar

Sumber foto: Akun Instagram @dinawulandono

Menurut legenda masyarakat sekitar, Syekh Subakir adalah wali Allah yang berasal dari Turki. Beliau diutus untuk menyebarkan agama Islam di Indonesia. Saat itu, kepercayaan pada makhluk gaib masih sangat kental. Konon katanya, Bukit Tidar dihuni oleh para makhluk halus yang sangat sakti mandarguna. Namun, kedatangan Syekh Subakir telah mengubah segalanya. Beliau mampu menaklukan para jin dan makhluk halus. Ia dipercayai membawa batu hitam yang diletakannya di Bukit Tidar. Batu hitam ini konon memiliki fungsi menentramkan Tanah Jawa.

Google Map Makam Syekh Subakir :

Selain makam Bukit Tidar, di dekat makam itu ada pula Makam Kyai Sepanjang. Sepintas, mungkin terdengar seperti nama seorang kyai. Namun, siapa sangka jika Kyai Sepanjang adalah nama tombak yang digunakan Syekh Subakir untuk menaklukan para penunggu Bukit Tidar. Panjang tombak ini sekitar 7 meter.

Tepat di bagian puncaknya terdapat sebuah tugu. Tugu ini berdiri kokoh di lapangan yang luas dan memiliki simbol huruf jawa yang berlambangkan So di ketiga sisinya. So mengandung makna Sopo Salah Saleh yang memiliki arti barang siapa yang memiliki salah, maka seharusnya mengakuinya. Tugu ini bukan tugu biasa karena masyarakat sekitar percaya jika tugu ini adalah Pakunya Tanah Jawa yang berfungsi untuk menjaga kedamaian Tanah Jawa.

Ada beberapa versi cerita tentang Syekh Subakir. Cerita pertama mengatakan bahwa Syekh Subakir hidup hingga meninggal di Bukit Tidar. Namun versi lainnya, Syekh Subakir meninggalkan Bukit Tidar setelah menaklukan para penunggunya untuk menyebarkan Islam ke daerah lainnya dan makam yang ada di bukit Tidar hanyalah petilasannya. Entah mana yang benar, namun kedua cerita ini sudah tersebar luas sejak dahulu kala. Cerita di balik Makam Bukit Tidar Magelang memang sudah sangat terkenal. Apakah Anda tertarik untuk datang langsung?

Baca juga : Wisata Religi lainnya

Anda bisa tempat ini dengan menggunakan jasa sewa mobil Jogja yang melayani perjalanan kunjungan wisata religi ke berbagai tempat wisata di Magelang, Yogyakarta, dan sekitarnya.

Demikian ulasan terkait informasi Makam Bukit Tidar Magelang untuk Anda. Semoga informasi ini bisa bermanfaat dan menjadi tambahan koleksi informasi wisata Jogja, Magelang untuk Anda. Simak ulasan lainnya terkait informasi dan tips wisata Jogja di halaman kami.

Cave Tubing Kalisuci, Destinasi Wisata Penantang Nyali

Salah satu tempat wisata yang sedang populer di Yogyakarta adalah wisata alam Kalisuci. Wisata ini sangat populer dan hal ini bisa dilihat dari banyaknya hastag di sosial media yang menandai posting beberapa pengunjung. Fakta yang harus kita tahu tentang wisata alam ini ternyata merupakan satu-satunya objek wisata di Indonesia yang dapat dijadikan cave tubing. Fakta menarik lainnya adalah cave tubing seperti ini ternyata hanya ada di tiga tempat di dunia yaitu Mexico, Selandia Baru dan tentunya Yogyakarta.

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai cave tubing Kalisuci, kita akan membahas terlebih dahulu apa itu “Cave” atau “Caving”. Jadi wisata ini akan membawa pengunjung menyusuri gua (caving) yang dipadukan dengan kegiatan rafting (arung jeram) atau singkatnya wisata ini adalah rafting namun rafting yang dilakukan di dalam gua.

Lokasi wisata ini terletak di Dusun Jetis, Desa Pacerejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta yang kurang lebih berjarak 60 kilometer dari pusat kota. Jarak tempuh ke lokasi wisata ini bisa memakan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi. Akses ke lokasi wisata ini belum tersedia angkutan umum sehingga pengunjung harus menggunakan kendaraan pribadi. Bagi pengunjung dari luar kota, untuk akses ke lokasi ini lebih baik menyewa kendaraan pribadi.

Kalisuci

Sumber gambar : Akun IG @photogramateur

Jam buka wisata Kalisuci adalah pukul 08.00 WIB – 16.00 WIB namun akan di tutup jika kondisi cuaca tidak mendukung seperti mendung, hujan dan arus aliran sungai deras demi keselamatan. Kegiatan utama yang dapat dilakukan pengunjung di tempat ini adalah Cave tubing. Tantangan tersediri dari kegiatan cave tubing disini adalah jika biasanya pengunjung dapat dengan mudah melakukan caving atau menyusuri sungai karena kondisi terang dengan bantuan sinar matahari maka berbeda dengan sensasi yang ditawarkan oleh wisata ini. Wisata ini memberikan pengalaman caving dengan sensasi mengarungi sungai bawah tanah melalui goa dengan lorong lorong gelap gulita dan hanya menggunakan senter sebagai penerangan utama. Cave tubing ini memiliki panjang jalur sekitar 500 meter dimana pengunjung akan melewati beberapa tempat seperti Goa Suci, Luweng Senglat, Luweng Geleng, dan Goa Mburi Omah yang akan memakan waktu hingga 1,5 jam.

Ketika berlibur ke wisata ini, pengunjung tidak perlu khawatir karena tempat wisata ini sudah memiliki fasilitas pendukung yang tentu dibutuhkan oleh pengunjung seperti tempat parkir, warung makan, toilet dan resto pun juga tersedia. Tiket masuk tempat ini cukup lumayan yaitu Rp 70.000 per orang dengan jumlah minimal 5 orang untuk satu kali cave tubing. Dengan tarif tersebut, pengunjung mendapatkan fasilitas cave tubing seperti ban dalam, pelampung, sepatu caving, pelindung lutut, dan alat penerangan. Selain itu, biaya tersebut sudah termasuk jasa pemanduan dimana pengunjung akan dipandu dan didampingi selama kegiatan cave tubing.

Sobat tidak perlu jauh-jauh ke Mexico atau Selandia Baru untuk merasakan sensasi cave tubing. Jika Sobat tertarik dengan wisata alam dan menyukai tantangan serta pengalaman baru maka jangan lupa mencoba wisata Kalisuci yang memadukan kegiatan caving dan rafting.

Copyrights 2009 Rental Mobil Jogja. All rights reserved.

^
WhatsApp Hubungi Kami