
Menyibak Grojogan Sewu Girimulyo Kulon Progo
Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Disana terdapat berbagai tempat wisata alam yang menyuguhkan keindahan istimewa. Salah satunya Grojogan Sewu Girimulyo. Grojogan memiliki arti curug atau air terjun. Wisata alam ini memang agak tersembunyi, letaknya di sekitar Hutan Pinus Girimulyo mendekati Goa Kiskendo tepatnya di Dusun Beteng, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Objek wisata ini baru dikelola sehingga wisatawan dari Yogyakarta maupun luar Yogyakarta belum terlalu tahu akan wisata alam air terjun ini. Artikel ini akan mengulas objek dan rute perjalanan menuju Grojogan Sewu tersebut.
Wisata alam ini memang belum populer seperti wisata alam Kulon Progo lainnya, akan tetapi di Grojogan Sewu Girimulyo ini memberikan kesejukan tersendiri karena masih alami, airnya pun masih jernih dan mengalir dari pegunungan. Jika Anda menginginkan suasana yang hening dan menyegarkan, tempat inilah yang cocok untuk Anda kunjungi. Anda dapat mengajak keluarga untuk sejenak menikmati keindahan alam. Wisata ini juga cocok bagi Anda yang merasa jenuh dengan udara kota, air terjunnya akan membuat Anda merasa refresh dan relax. Terdapat spot untuk berfoto-foto, seperti batu besar yang ada di depan air terjun dan dekorasi unik gazebo, dan tentunya air terjun tersebut.
Rute perjalanan dari Yogyakarta menuju Grojogan Sewu Giri Mulyo yaitu melewati Jalan Godean, Gedongan, Sungai Progo, Kenteng, dan Jalan Goa Kiskendo. Apabila Anda dari Sentolo maka melanjutkan perjalanan menuju Nanggulan, Kenteng lalu belok kiri ke Jalan Goa Kiskendo. Sedangkan dari Magelang maka menuju ke arah Kalibawang, lalu ke Dekso, Kenteng, dan belok kanan ke Jalan Goa Kiskendo. Saat perjalanan Anda akan menikmati pemandangan yang tidak kalah menarik seperti persawahan dan perbukitan dan rumah warga.
Sumber gambar : IG @noviaremi
Dari jalan utama Goa Kiskendo membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk tiba di Beteng Grojogan Sewu. Selain itu, jika Anda menggunakan sepeda motor maka akan membayar biaya parkir sebesar Rp 2000,00. Wisata alam ini sangat tergolong murah dan tidak ada tagihan khusus untuk tiket masuk karena wisata Grojogan Sewu Girimulyo ini hanya menyediakan tempat untuk sumbangan sukarela yang ditempatkan di depan pintu masuk.
Anda harus berjalan kaki sejauh 200 meter untuk menuju air terjun, akan tetapi saat perjalan itu Anda akan melihat perkebunan warga. Sebaiknya Anda tidak perlu khawatir dengan jalanan yang masih alami justru saat menapaki jalan bebatuan dan kayu karena Anda akan mendapatkan sensasi tersendiri. Apabila Anda sudah mendengar suara gemericik artinya sudah mendekati Grojogan Sewu Girimulyo. Pastikan saat Anda pulang untuk membawa kenangan dari wisata alam yang masih asri tersebut.
Peta Google Map Grojogan Sewu Girimulyo

Wisata Ala Selandia Baru di Green Village Gedangsari
Bosan dengan tempat wisata yang begitu-begitu saja? mari kita menengok ke arah kota Yogyakarta. Kali ini bukan candi borobudur, pantai parangtritis atau gunung merapi yang dimaksud melainkan sebuah tempat wisata terbaru yang menyajikan pemandangan alam layaknya di luar negeri. Anda tidak harus pergi ke luar negeri untuk bisa menikmati pemandangan eksotis dari atas perbukitan karena di Indonesia juga ada yang seperti itu. Tempat wisata tersebut adalah Green Village Gedangsari yang merupakan sebuah tempat wisata terbaru di Yogyakarta. Sekalipun masih terbilang baru nyatanya tempat wisata ini sudah cukup populer. Banyak para wisatawan yang datang ke Green Village untuk menikmati pemandangan alam pada sore maupun malam hari.
Green Village Gedangsari yang berlokasi di Dusun Guyangan Lor, Desa Mertelu, Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul menyajikan pemandangan alam daerah Gunungkidul dan juga dataran Klaten. Ketika berkunjung pada pagi hari maka Anda bisa melihat pemandangan gunung Merapi yang diselimuti dengan kabut. Jika Anda ingin melihat gunung Merapi maka datanglah sebelum matahari terbit. Jadi selain bisa melihat pemandangan gunung yang membentang luas, Anda juga bisa mengabadikan moment ketika matahari terbit. Disana juga terdapat gazebo atau saung yang bisa Anda manfaatkan untuk bersantai bersama keluarga maupun sahabat sambil menikmati keindahan alam dari atas bukit hijau layaknya perbukitan di Selandia Baru.
Tidak mendapatkan moment sunrise? jangan khawatir karena Anda masih mempunyai kesempatan untuk mengabadikan moment ketika matahari terbenam. Justru pengunjung lebih banyak datang ketika sore atau malam hari. Mereka biasanya mengincar foto dengan latar belakang cahaya lampu pijar yang menghiasi dataran Klaten. Cahaya yang menghiasi Green Village Gedangsari layaknya bintang tersebut memberikan kesan yang romantis. Namun, suhu di perbukitan hijau pada malam hari cukup dingin jadi bila Anda ingin menikmati keindahan Green Village hingga malam disarankan untuk membawa jaket atau pakaian hangat lainnya agar tidak kedinginan.
Pemandangan menuju ke arah Green Village tidak kalah indah dengan pemandangan dari atas bukit. Jadi selama perjalanan Anda bisa mengabadikannya. Untuk bisa sampai ke perbukitan hijau tersebut Anda tidak perlu membutuhkan banyak tenaga karena bisa diakses dengan menggunakan kendaraan roda dua. Di Green Village terdapat banyak anak tangga yang disertai pegangan untuk memberikan kemudahan bagi Anda berkeliling menikmati hamparan perbukitan yang hijau nan asri.
Bagi Anda yang hobby fotografi maka Green Village Gedangsari ini bisa menjadi obyek wisata menarik yang bisa diabadikan ke dalam lensa Anda. Untuk bisa masuk ke tempat wisata terbaru ini Anda tidak perlu mengeluarkan uang karena masuknya gratis, jadi Anda hanya perlu membayar uang parkir saja. Bagaimana tertarik untuk mengunjunginya?
Baca Sebelumnya : Keelokan Pesona Curug Setawing di Kulon Progo Yogyakarta

Keelokan Pesona Curug Setawing di Kulon Progo Yogyakarta
Yogyakarta tepatnya Kulon Progo tidak pernah kehabisan pesona keindahan alamnya. Kali ini akan dikupas mengenai wisata di Curug Setawing. Bagi yang suka traveling ke alam bebas wajib mengunjungi tempat ini saat Anda berkunjung ke kota Yogyakarta. Letaknya tidak begitu jauh, kira-kira hanya 1 jam perjalanan dari pusat kota Yogya. Begitu sudah sampai ke lokasi, rasa lelah Anda akan terbayar lunas. Ini adalah air terjun yang masih alami karena memang cukup jauh dari pusat keramaian kota. Jika ingin berkunjung ke tempat ini, akan lebih menyenangkan jika menggunakan kendaraan bermotor roda dua. Jalannya yang cukup menantang sekaligus pemandangan yang indah akan menjadi pengalaman yang tiada duanya.
Curug Setawing adalah air terjun dengan tinggi kira-kira 45 meter. Bentuk air terjun ini cukup unik dimana terlihat melebar pada bagian bawahnya. Air terjun ini sendiri terletak di sebuah desa yang bernama Desa Jatimulyo. Di lokasi wisata ini penduduk lokal sudah menyiapkan tangga sehingga perjalanan kaki menuju lokasi air terjun tidak akan berbahaya dan lebih mudah. Selain itu, Anda juga bisa istirahat dan bersantai di alam bebas di gazebo yang juga sudah di bangun oleh penduduk setempat. Untuk menjangkau lokasi dengan mudah, dari kota Yogyakarta Anda harus melalui jalan Godean. Air terjun ini ada di perbukitan menorah dengan banyak lokasi wisata lainnya yang juga sangat cantik.

Sumber gambar : Akun IG @jonggrangan_official
Menyusuri jalan Godean maka Anda akan melewati pusat oleh-oleh keripik belut yang gurih dan nikmat. Kemudian Anda juga bisa mencicipi aneka kuliner berupa sate kere yang buka pada sore hari. Ketika Anda sudah sampai di Pasar Jonggrangan maka lokasi sudah sangat dekat. Anda hanya perlu memperhatikan petunjuk dan jalan kecil menuju ke arah air terjun Curug Setawing. Pemandangan menuju air terjun sangat menyejukkan mata. Anda akan dimanjakan dengan hamparan sawah hijau dengan udara yang masih sangat segar. Sambil menikmati perjalanan Anda juga sesekali akan bertemu dengan penduduk lokal yang masih mencari rumput atau kayu untuk bahan bakar dan pakan ternak. Pemandangan yang langka sekali di kota besar bukan?
Sebelum sampai ke air terjun utama, Anda akan menemukan beberapa air terjun kecil yang merupakan aliran sungai dari air terjun utama yang berada di paling atas. Jika saat musim hujan air terjun itu akan nampak sangat indah namun Anda harus lebih hati-hati karena lokasinya sangat licin. Anda bisa mengabadikan foto di bawah air terjun dan sambil menikmati segarnya air. Selama mengunjungi tempat ini harap buang sampai di tempat sampah karena penduduk setempat sudah menyiapkan semuanya dengan baik. Jika lokasi wisata bersih maka pemandangan dan keindahan Curug Setawing akan tetap terjaga baik.
Peta Curug Setawing pada Google :

Keindahan Gunung Merapi dari Gardu Pandang Babadan
Satu lagi destinasi wisata yang tidak boleh Anda lewatkan begitu saja yaitu gardu pandang Babadan. Gunung Merapi memiliki pesona keindahan yang tidak bisa digantikan. Sekalipun setelah erupsi beberapa tahun lalu tidak membuat minat wisatawan menurun. Yang terjadi justru sebaliknya, semakin banyak orang yang penasaran dengan gunung api paling aktif di Indonesia ini. Ada banyak spot menarik untuk Anda agar bisa melihat pemandangan gunung Merapi secara langsung dan salah satunya adalah dengan gardu pandang di Babadan tersebut.
Dari tempat ini, wisatawan juga bisa melihat pemandangan beberapa gunung lainnya seperti gunung Merbabu, gunung Sindoro dan juga gunung Sumbing. Hawa dingin khas pegunungan sangat terasa segar dan sejuk disini. Anda tidak akan merasa bosan dengan keindahan alam yang luar biasa dari atas sana. Selain melihat pemandangan berbagai gunung, melalui gardu pandang Babadan Anda juga bisa menikmati hal lainnya. Disini tersedia theater khusus bagi pengunjung yang ingin melihat bagaimana proses gunung Merapi saat erupsi hebat beberapa tahun lalu. Anda bisa menyaksikan seperti apa awan panas itu, batu pijar, hujan batu pasir dan banjir lava. Jarak puncak Babadan dari gunung Merapi sangatlah dekat, hanya sekitar 4 kilometer saja. Bisa dibayangkan bukan betapa jelasnya hamparan gunung api menjulang tinggi di hadapan Anda?

https://news-santarablogspotdotcom
Di Babadan tersedia juga pos khusus untuk pemantauan kondisi gunung jika sewaktu-waktu keadaan berubah menjadi emergency. Sirine tanda bahaya akan berbunyi kalau gunung Merapi mengeluarkan tanda bahaya. Perjalanan menuju ke gardu pandang Babadan akan sangat menyenangkan. Anda tidak akan bosan karena di kanan kiri terhampar pemandangan yang menyejukkan mata. Persawahan yang hijau segar, air pegunungan yang terlihat jernih dan bersih akan menggoda Anda untuk menceburkan diri ke dalamnya. Babadan sendiri berada tepat di kabupaten Magelang. Dan gardu pandang beserta pos pantaunya adalah puncak paling tinggi dari daerah tersebut. Banyak sekali pemandangan yang langka yang hanya bisa Anda temui di atas sana seperti misalkan saja lembah yang ada diantara kali Pabelan.
Menjelajah kawasan gardu pandang ini Anda juga bisa melihat bunker tua yang sudah ada sejak tahun 1931 lalu. Bunker tersebut dibangun oleh Belanda. Kawasan ini sempat ditutup untuk umum karena peristiwa meletusnya gunung Merapi di tahun 2010 lalu. Hal ini dikarenakan lokasi yang sudah sangat dekat dan banyak kawasan yang rusak akibat bencana alam tersebut. Namun, saat ini gardu pandang Babadan sudah buka kembali seperti biasa. Hanya saja petugas tetap mengantisipasi akan hal-hal yang tidak diinginkan. Selama berada di kawasan ini pengunjung tidak boleh naik sampai batas yang sudah ditentukan. Kendaraan juga harus dalam posisi siap untuk pergi jika ada kejadian buruk tiba-tiba.
Baca Sebelumnya:
Kenangan Manis Hutan Mangrove di Kulon Progo

Kenangan Manis Hutan Mangrove di Kulon Progo
Penanaman mangrove berfungsi untuk mencegah erosi yaitu pengikisan permukaan tanah karena aliran air. Berbeda dengan hutan-hutan mangrove yang lain, di Hutan Mangrove Kulon Progo juga dapat berfungsi untuk tempat wisata alam. Keindahan dan keunikan hutan mangrove tersebut menjadi daya tarik tersendiri. Tempat tersebut juga terkenal akan kenangan romantis bersama pasangan. Simak ulasan tentang serba-serbi Hutan Mangrove di Kulon Progo.
Hutan Mangrove di Kulon Progo berada di Jangkaran, Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya sendiri berada di Pasir Mendit Kecamatan Temon, Kulon Progo. Letaknya berada di sebelah barat Sungai Bogowonto. Wisata alam yang memberi sejuta manfaat bagi kehidupan ini tergolong murah meriah karena pengunjung hanya diharuskan membayar tiket masuk Rp 4.000,00 dan apabila menggunakan kendaraan roda dua membayar biaya parkir Rp 2.000,00. Fasilitas di hutan tersebut masih kurang sehingga saat siang hari Anda akan merasakan panas yang menyengat sehingga Anda perlu membawa kebutuhan sendiri. Sebaiknya Anda mengunjungi ketika pagi atau sore hari agar tidak terlalu kepanasan.

Sumber foto: Akun Instagram @pantai_pasirkadilangu
Wisata alam ini menawarkan keindahan-keindahan yang unik nan romantis yaitu terdapat kata-kata yang dapat membuat pengunjung menjadi galau hingga mendapatkan kebahagiaan tersendiri ketika mengunjunginya. Meskipun wisata ini terkenal akan keromantisannya, Anda yang belum mempunyai pasangan tidak perlu khawatir untuk mengunjungi hutan mangrove tersebut. Anda bisa membuat kenangan-kenangan manis bersama teman dengan berfoto-foto karena banyak angel yang menarik dan patut untuk dicoba. Selain itu, wisata ini juga terkenal edukatif karena pengunjung dapat mengambil pelajaran bahwa dengan melestarikan hutan mangrove akan mendapatkan hal-hal yang luar biasa termasuk bisa untuk wisata.
Hutan Mangrove Kulonprogo di Peta Google:
Rute perjalanan menuju Hutan Mangrove di Kulon Progo apabila dari arah Wates yaitu dengan mengikuti jalan Wates hingga tiba di Patung Nyi Ageng Serang, lalu ambil arah ke Purworejo hingga melewati Terminal Wates. Dari terminal Wates masih 10 km, apabila sudah nampak pertigaan yang berbentuk huruf Y maka ambil arah ke kiri sehingga menemukan Jembatan Congot. Setelah itu, masih ke arah barat sekitar 100 meter sebelah kiri jalan terdapat papan nama Dusun Pasir Mendit, Anda sudah bisa masuk dan dapat mengikuti petunjuk jalan menuju ke lokasi hutan mangrove.
Hutan Mangrove di Kulon Progo ini menggunakan jembatan yang terbuat dari bambu yang memanjang di tepi dan bisa masuk di hutan mangrovenya. Sebaiknya jika Anda menngunakan sandal atau sepatu yang nyaman untuk dapat melewati jembatan tersebut dan jangan meninggalkan sampah ataupun jejak yang dapat merusak keindahan wisata tersebut termasuk corat-coret sembarangan. Wisata ini akan tetap asri apabila Anda juga melestarikan dan menjaganya dengan benar. Pastikan Anda meninggalkan kenangan manis di objek wisata Hutan Mangrove Kulon Progo.
Baca Sebelumnya: Menaklukkan Tantangan Rafting Kali Elo

Tamasya ke Kebun Buah Mangunan
Yogyakarta sudah lama dikenal sebagai destinasi wisata di kalangan wisatawan. Selain karena kekayaan budaya Jawa yang kental, Yogyakarta juga terkenal akan keindahan pantai dan alamnya yang berada di Bantul dan Gunung Kidul. Salah satu objek wisata yang mulai populer adalah Kebun Buah Mangunan.
Kebun Buah Mangunan ini terletak di kecamatan Dlingo, Bantul, Yogyakarta. Pembangunannya dimulai pada tahun 2003 oleh Pemerintah Kabupaten Bantul dengan luas area mencapai 23,3 hektar dan di ketinggian 150 – 200 mdpl. Anda dapat memasuki area kebun buah mulai pukul 4.30 sampai dengan pukul 17.00 WIB dengan membayar tiket masuk sebesar Rp5.000,- per orangnya. Pemandangan dan suasana di tempat ini sangat menyejukkan dan cocok bagi anda untuk melepas penat dari rutinitas sehari – hari. Anda akan disuguhi pemandangan Sungai Oya yang dipadu dengan hijaunya Pegunungan Sewu.
Tak sulit menjangkau lokasi wisata yang hanya berjarak 35 km dari pusat kota Yogyakarta atau 15 km dari Bantul ini. Dari Terminal Giwangan anda dapat mengambil jalur ke arah selatan menuju Jl. Imogiri Timur setelah itu ambil jalur Imogiri – Dlingo. Kemudian ikutilah penunjuk arah yang telah disediakan menuju ke kebuh buah. Di sepanjang perjalanan anda akan disuguhi pemandangan hutan pinus yang membentang di kanan kiri jalan.
Sesampainya di kebun buah, pemandangan yang menakjubkan sudah menanti anda. Apabila anda berkunjung di pagi hari dan sedang beruntung, anda dapat melihat bagian bawah dari puncak Bukit Mangunan yang tertutup kabut putih yang nampak seperti awan. Karena hal inilah Kebun Buah Magunan mendapat julukan negeri di atas awan. Setelah sang surya mulai menjulang tinggi, kabut putih akan perlahan memudar dan digantikan dengan pemandangan Sungai Oya dan hamparan hutan yang hijau. Saat sore tiba, wisatawan juga dapat menikmati pemandangan matahari tenggelam yang tak kalah menakjubkan.
Letak Kebun Buah Mangunan pada Peta Google Map
Seperti namanya, di kebun buah ini anda dapat menjumpai dan menikmati berbagai macam pohon buah seperti belimbing, rambutan, durian, cempedak, jambu biji, jeruk, kelengkeng, mangga, manggis, matoa, salak, sawo dan lain-lain sesuai musimnya dengan harga yang cukup terjangkau. Setelah puas mencicipi berbagai macam buah, anda juga dapat melakukan aktivitas lainnya seperti, outbound, memancing, berkemah, jembatan gantung, bebek kayuh, sepeda gunung, dan lain – lain. Fasilitas lain yang dapat anda peroleh adalah penginapan, tempat pembibitan buah, tempat pembibitan sapi, gazebo, gardu pandang, warung makan, mushola, dan play ground. Di play ground, anda dapat melihat rusa yang sengaja dipelihara di dalam kandang. Terkadang, anda dapat melihat kawanan monyet yang masih berkeliaran bebas di kawasan ini.
Tak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk menikmati keindahan alam di sini. Kebun Buah Mangunan merupakan salah satu destinasi wisata yang menarik dan sangat direkomendasikan untuk dikunjungi jika anda berlibur ke Yogyakarta.
Wisata Alam lainnya : Menikmati Wisata Alam Eksotis di Waduk Sermo
Anda bisa tempat ini dengan menggunakan rental mobil Jogja yang melayani perjalanan kunjungan wisata ke berbagai tempat wisata di Yogyakarta, dan sekitarnya.
Demikian ulasan terkait informasi Kebun Buah Mangunan untuk Anda. Semoga informasi ini bisa bermanfaat dan menjadi tambahan koleksi informasi wisata Jogja untuk Anda. Simak ulasan lainnya terkait informasi dan tips wisata Jogja di halaman kami.

Menikmati Wisata Alam Eksotis di Waduk Sermo
Waduk Sermo merupakan salah satu tempat wisata yang ada di Yogyakarta. Lebih spesifiknya, lokasi dari tempat wisata ini adalah di desa Hargowilis, kecamatan Kokap, kabupaten Kulonprogo Yogyakarta. Dari kota Yogyakarta, lokasi wisata danau ini berada pada 36 km ke arah barat. Sementara itu, dari pusat kota Wates, wisata waduk ini berjarak 6 km.
Tempat wisata danau yang juga dimanfaatkan sebagai infrastruktur sistem pengairan dan air minum ini berada di tengah perbukitan Menoreh yang tersusun dari batuan karst atau yang lebih kita kenal dengan batuan gamping. Lokasinya yang berada di tengah deretan bukit ini membuat waduk Sermo sebagai wisata alam favorit untuk mereka yang jenuh dengan aktivitas kota yang bising.

Sumber gambar: akun Instagram @tour_jogjanesia
Para wisatawan dapat melihat sejuknya pepohonan di sepanjang perjalanan menuju destinasi wisata yang diresmikan pada 20 November 1996 oleh Mantan Presiden Soeharto ini. Selain itu, suasana pedesaan dengan hamparan luas persawahan warga Kulonprogo turut menghiasi keindahan alam di perjalanan menuju waduk. Saat mendekati lokasi, Anda akan disajikan dengan pengalaman melintasi jalanan berbatu yang sensasinya tidak Anda dapatkan di lokasi wisata kota.
Waduk buatan yang memiliki luas 157hektar ini juga mempunyai cerita tersendiri pada awal pembangunannya. Waduk ini pada mulanya memang tidak dibuat untuk kepentingan wisata, melainkan sebagai sumber air masyarakat Kulon Progo yang hidup di atas tanah ber-karst. Dulunya, waduk Sermo dibangun dengan mentransmigrasikan 107 kepala keluarga yang sebelumnya tinggal di lokasi waduk. Para penduduk tersebut ditransmigrasikan ke Bengkulu dan Riau.
Waduk yang dibangun dengan menghabiskan dana sekitar 22 millyar Rupiah ini kini menjadi tempat wisata alam bagi wisatawan domestik maupun manca negara. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan ketika Anda mengunjungi waduk ini. Pertama, Anda bisa duduk di sekitar danau buatan ini sambil menyaksikan suasana senja dengan pemandangannya yang sayang untuk tidak diabadikan. Selain itu, Anda juga bisa naik perahu yang disewakan oleh warga sekitar untuk menyusuri danau. Dengan biaya 30.000 rupiah, Anda bisa merasakan ketenangan dan kesejukan semilir angin di atas perahu.
Jika Anda kemalaman untuk pulang, Anda bisa menginap di wisma yang tidak jauh dari lokasi waduk. Selain fasilitas tempat menginap, ada fasilitas lain seperti warung makan, toilet umum, dan bengkel yang disediakan untuk pengunjung. Selain dapat menikmati pemandangan malam hari dan saat matahari terbit, Anda juga bisa meluangkan waktu sebentar untuk singgah dan melihat-lihat rumah berbentuk jamur dan panggung tidak jauh dari lokasi wisata.
Demikian beberapa hal seputar tempat wisata alam waduk Sermo yang dapat menjawab rasa ingin tahu Anda sebelum melakukan perjalanan wisata ke Yogyakarta. Karena merupakan tempat wisata umum, Anda harus mematuhi apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat kunjungan. Selamat menyusun rencana traveling.
Sebelumnya : Wisata Pendidikan dan Budaya: Sejarah Keraton Kasunanan Surakarta

Wisata Sejuk di Kulonprogo: Kedung Cumpleng
Daerah Istimewa Yogyakarta memang memiliki wisata alam yang tidak ada habisnya. Kali ini akan dibahas lebih lanjut tempat wisata yang ada di Kulonprogo. Selain pantai, ternyata daerah ini memiliki tempat yang indah. Salah satu pesona alam yang wajib Anda ketahui yaitu Kedung Cumpleng. Ini adalah obyek wisata yang terletak di Kecamatan Samigaluh Kulonprogo. Tidak banyak yang mengetahui tentang tempat ini karena tempatnya yang tersembunyi dan jarang dikunjungi oleh wisatawan. Meskipun tersembunyi, namun keindahan alamnya tak kalah dengan wisata luar negeri.
Tempat ini berjarak sekitar 40 km dari pusat kota Yogyakarta. Tepatnya di Dusun Nglinggo Desa Pagerharjo Kecamatan Samigaluh Kulonprogo. Rute menuju obyek wisata ini memang memerlukan sedikit tenaga ekstra. Ini dikarenakan tidak Anda harus memarkiran kendaraan di tempat warga dan meneruskan perjalanan ke sana dengan berjalan kaki. Sebelum datang kesini pastikan kondisi fisik Anda benar-benar sehat dan bugar. Ini dikarenakan wisata Kedung Cumpleng masih terpencil sehingga harus ekstra mandiri. Jika Anda suka tantangan, maka tempat ini sangat pas untuk Anda. Perjalanan menuju air terjun ini sangat indah dan tak terlupakan. Sebelah kanan kiri Anda akan menjumpai lembah. Jalanan yang Anda lewati berupa jalanan setapak yang masih belum banyak dilewati orang.
Kedung Cumpleng merupakan air terjun yang memiliki pemandangan menakjubkan. Suasananya masih sangat permai. Seperti surga tersembunyi yang tak terjamah tangan-tangan manusia. Di sekeliling air terjun ini tumbuh pohon bambu liar. Airnya sangat jernih dan bening. Ada rasa segar yang mendamaikan saat menyentuh airnya. Suara air yang deras seperti obat penghilang kepenatan hidup. Tempat ini sangat cocok bagi Anda yang ingin melupakan masalah atau mencari kedamaian jiwa.
Jika Anda berniat berlibur di tempat ini, ada baiknya Anda membawa bekal makanan dan minuman secukupnya. Ini dikarenakan belum tersedianya fasilitas umum seperti kamar kecil, warung , maupun tempat parkir. Semua benar-benar alami. Hindarilah datang ke sini menjelang petang karena minimnya penerangan. Waktu terbaik untuk datang ke sini adalah di pagi hari atau siang menjelang sore. Sayangnya, di sekitar tempat wisata belum ada villa atau penginapan. Jadi jika Anda ingin bermalam di sini, Anda harus mendirikan tenda. Namun untuk keamanannya belum Anda. Jadi Anda yang berjiwa petualang harus ekstra berhati-hati.
Obyek wisata ini bisa jadi potensi wisata yang unggul jika dikelola dengan baik oleh pemerintah setempat. Perlu adanya pengadaan fasilitas umum seperti toilet umum dan warung-warung kecil di sekitar objek wisata. Selain fasilitas umum, perlu juga menggunakan kekuatan sosial media seperti instagram, twitter, dan facebook untuk mengenalkan tempat wisata ini pada khalayak umum, terutama traveler yang suka wisata alam. Anda tertarik dengan pesona alam dari Kedung Cumpleng?
Baca Juga: Goa Maria, Situs Peribadatan Khatolik di Yogyakarta

Ekstrim dan Cantiknya Curug Pulosari di Yogyakarta
Yogyakarta ternyata mempunyai banyak curug atau air terjun yang memiliki kecantikan berbeda-beda. Salah satu curug yang memiliki kecantikan yang khas adalah Curug Pulosari. Ini bisa dikatakan khas karena letaknya yang sangat ekstrim. Tahukah Anda jika curug tersebut berada di dasar jurang? Ya, memang benar jika air terjun tersebut berada di bawah sebuah jurang.
Curog Pulosari beralamat di Desa Krebet, Sendangsari, Pajangan, Bantul. Apabila Anda dari arah kota Jogja maka selanjutnya Anda bisa menuju ke arah Jalan Bantul, nantinya di sana sudah ada papan petunjuk jalan untuk menuju ke Desa Krebet. Jaraknya dari pusat kota pun tidak begitu jauh karena hanya akan memakan waktu 1 jam saja. Selama perjalanan menuju ke desa tersebut pastinya akan membuat Anda merasa terkesan pasalnya jalannya yang berkelok-kelok dan juga dikelilingi oleh pohon jati yang sangat banyak.
Setibanya di sana Anda bisa memarkirkan kendaraan yang tempatnya sudah tersedia, namun di sini tidak diperkenankan menggunakan kendaraan besar seperti bus karena terlalu berbahaya. Untuk mengunjungi Curug Pulosari disarankan memakai kendaraan pribadi seperti motor atau mobil yang berukuran sedang. Selain medannya sulit, jalannya pun juga tidak terlalu lebar. Ketika sudah sampai di parkiran, Anda langsung menuju ke jalan setapak yang akan membuat perjalanan Anda tidak begitu melelahkan. Meskipun letaknya yang berada di bawah jurang, curug ini sangat mudah dan aman untuk dilalui bersama anak-anak karena rutenya sudah dibuat sedemikian rupa.

Sumber gambar : Akun IG @azizfadholi078
Anda pastinya akan merasa terkesan bisa berjalan menuruni jurang kemudian Anda akan memasuki hutan jati dan diajak untuk menyeberangi sungai. Namun Anda tidak perlu khawatir apabila tidak bisa berenang karena untuk menyeberangi sungai Anda hanya akan lewat melalui jembatan. Jembatannya pun dibuat sangat alami yaitu dari bambu. Setelah perjalanan yang melelahkan menuruni jurang maka akan terbayarkan dengan pemandangan air terjun yang sangat menawan. Walaupun air terjun ini tidak terlalu tinggi dan tingginya hanya sekitar 5 meter saja, curug ini sangat istimewa. Anda bisa melihat aliran air yang turun dari atas dan membentuk seperti tirai. Tirai air itu pula yang menjadi ciri khas dari curug yang ada di Desa Krebet tersebut.
Curug tersebut mempunyai kolam di bawahnya yang bisa digunakan untuk berenang. Tetapi Anda jangan kecewa apabila datang di saat musim kemarau. Debit air saat musim kemarau sangat sedikit dan waktu berkunjung yang paling tepat adalah ketika musim penghujan karena debit air sangat banyak. Pengunjung di sana pun juga banyak terutama para anak muda dan tiket masuk menuju tempat wisata ini sangat murah dan Curug Pulosari bisa Anda kunjungi saat libur akhir pekan nanti.
Simak juga : Candi Pawon, Satu Lagi Peninggalan dari Dinasti Syailendra di Jawa tengah

Keindahan Alam Grojogan Sewu Tawangmangu, Air Terjun Megah Setinggi 81 Meter
Datang ke Kota Solo, jangan kira kota ini tak punya apa-apa. Potensi wisatanya sangat beragam, sehingga apabila Anda tahu harus mencari ke mana, dapat Anda temukan harta-harta alam yang terpendam. Salah satunya adalah Air Terjun Grojogan Sewu Tawangmangu. Tempat ini cukup terkenal, namun masih asing di telinga sebagian kalangan. Terletak di daerah Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, perjalanan dari Solo ke tempat ini cukup memakan waktu 45 menit hingga 1 jam saja. Cukup dekat bukan? Anda dapat menggunakan layanan bus jurusan Tawangmangu, dan turun di Terminal Tawangmangu, kemudian melanjutkan dengan jalan kaki 20 menit atau naik ojek.
Sampai di gapura gerbang masuk Grojogan Sewu Tawangmangu, Anda sudah dapat mulai mendengar samar-samar suara deras air terjun yang jatuh. Di loket, Anda harus membayar dulu tiket masuk. Harga bervariasi tergantung kapan Anda datang. Apabila Anda datang pada hari biasa, cukup membayar harga tiket 11.500 Rupiah per orang. Beda dengan harga tiket pada hari libur yang 13.500 per orang. Harga tiket masuk khusus untuk wisatawan asing bisa hingga 160 ribu rupiah per orang, berbeda jauh ya dengan tiket lokal. Meninggalkan loket, Anda sudah bisa menikmati keindahan alam di sekitar yang tak terkira. Di sekitar Anda terdapat banyak kicauan burung, suara air samar-samar, hijaunya pepohonan dan tetumbuhan, ditambah dengan sejuknya udara. Penat yang Anda bawa langsung hilang seketika.

Sumber foto : akun instagram @zenisaleander
Meski alamnya indah, sebagian orang mengira air terjunnya sulit dijangkau. Jangan salah, jalan-jalan setapak terbuat dari batu dan aman untuk dipijak. Apabila Anda datang dari pintu atas Grojogan Sewu Tawangmangu, perjalanan Anda akan lebih berat, karena Anda harus menuruni anak tangga sejumlah kurang lebih 1.250 anak tangga. Namun perjalanan Anda tak akan terasa, karena Anda dapat berjalan turun sambil menikmati indahnya hutan sekitar, kera-kera yang sesekali berseliweran sibuk sendiri, dan tentu saja suara air terjun.
Lokasi Grojogan Sewu Tawangmangu di Google Map:
Anda akan tahu kalau Anda sudah dekat dengan air terjun apabila sudah mencapai tanah lapang dengan pohon-pohon rindang serta pedagang-pedagang yang menjajakan jajanan untuk para wisatawan. Di sini dapat Anda temui banyak hiburan permainan keluarga seperti Mini Rafting dan Flying Fox. Anda juga dapat menikmati wisata air Mini Water Boom. Setiba di dasar air terjun, Anda disambung dengan megahnya deru air terjun setinggi 81 meter itu. Dekat air terjun terdapat Jembatan Cinta yang menghubungkan bagian kanan dan kiri sisi air terjun. Terdapat mitos yang cukup dipercayai oleh penduduk sekitar, yaitu pasangan yang berhenti sejenak ketika melewati jembatan, akan cepat berpisah. Terserah pada Anda untuk mempercayainya atau tidak.
Jalan-jalan ke Grojogan Sewu Tawangmangu cukup seru, apabila datang beramai-ramai bersama rombongan. Selain menikmati keindahan alam, tak lupa saya abadikan beberapa foto sebagai kenang-kenangan akan tempat ini.
Baca Juga : Menikmati Semaraknya Malam Minggu di Ngarsopuro Night Market