Menu
×

Category Archives: Tempat Wisata

Wisata Susur Goa di Goa Pindul, Yogyakarta

Goa Pindul merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di daerah Yogyakarta, tepatnya ada di Desa Gelaran Bejiharjo, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Di goa ini, Anda akan disuguhkan dengan keindahan dari stalagtit dan stalakmit yang menawan. Hal ini menjadikan kegiatan susur sungai bawah tanah akan makin terasa mengasyikkan.

Goa Pindul

Sumber gambar: akun IG @sanuandri_11

Goa yang sedang naik daun ini memang memiliki keunikan tersendiri, dimana Anda akan diajak untuk menyusuri sungai bawah tanah dan melihat keindahan stalagtit dan stalakmit dari atas ban. Aktivitas ini biasanya disebut dengan cavetubing. Cave tubing yang dilakukan di Goa Pindul membutuhkan waktu sekitar 50 menit. Jarak yang harus ditempuh yaitu sekitar 350 meter, dari mulut goa hingga ujung goa. Goa ini diketahui juga memiliki lebar sekitar 5 meter dengan jarak permukaan air dengan atap sekitar 4 meter. Sedangkan untuk dalamnya, goa ini diperkirakan memiliki kedalaman sekitar 5-12 meter.

Susur-goa-pindul

Sumber gambar: akun IG @avery.la

Sekedar informasi, cavetubing sendiri hampir mirip dengan rafting (arung jeram), bedanya arung jeram biasa dilakukan di aliran sungai dengan menggunakan perahu karet, sedangkan cuvetubing yaitu menyusuri goa dengan menggunakan ban dalam, sebab sungai ini biasanya tak berarus deras. Dalam kegiatan cavetubing ini, Anda akan dibekali dengan beberapa peralatan untuk menunjang keselamatan wisatawan, seperti jaket pelampung, sepatu dan juga ban dalam. Anda juga akan dipandu oleh seorang guide yang bertugas untuk mengawal serta memberikan penjelasan tentang Goa Pindul tersebut.

Diketahui bahwa goa yang memiliki tiiga zona, yaitu zona terang, zona remang dan zona gelap ini aman untuk semua kalangan, baik dewasa maupun anak-anak. Hal ini lantaran sungai bawah tanah tersebut tak memiliki arus yang deras, sekalipun pada saat musim penghujan. Menurut penuturan sang guide, sumber air tersebut berasal dari aliran sumber mata air Gedong Tujuh.

Di tengah goa, ada ruang yang cukup lebar dengan lubang berada diatasnya. Tempat ini biasa disebut dengan sumur terbalik. Dari sini, sinar matahari dapat masuk, sehingga suasana yang terbentuk makin indah. Lubang ini juga biasa digunakan oleh TIM SAR sebagai jalur masuk vertikal saat melakukan latihan.

Saat Anda melakukan susur Goa Pindul, Anda akan menemukan sebuah stalagtit dan stalakmit yang telah menyatu sehingga mmebentuk sebuah tiang raksasa. Stalagtit ini bahkan tercatat sebagai yang terbesar di goa ini, dan menjadi nomer 4 di dunia. Selain itu, stalagtit yang masih aktif akan siap menunggu Anda dengan tetesan air yang dipercaya dapat membuat awet muda orang yang meminumnya. Keindahan goa ini akan makin terasa saat melihat berbagai ornamen terbentuk secara alami di dinding goa tersebut. bahkan ornamen tersebut sekilas seperti lukisan abstrak yang begitu mempesona.

Serunya Jalan-jalan ke Candi Gunung Sari Magelang

Magelang memang dikenal sebagai kota yang kaya akan nilai artistiknya. Hal ini terlihat dari banyaknya candi yang bisa ditemukan pada kota ini. Tidak hanya borobudur dan Mendut, Magelang memiliki candi bersejarah lain yang wajib untuk Anda kunjungi yaitu candi gunung sari. Situs candi bersejarah ini adalah salah satu peninggalan masyarakat hindu zaman dulu yang berlokasi di Dusun Gulon, Kecamatan Salam, Magelang. Secara administratif candi tersebut memang terletak di puncak gunungsari.

Dari situs ini, Anda bisa bisa menyaksikan keindahan panorama kota magelang yang menakjubkan. Candi yang berada di bukit Gunung sari ini memang masih jarang dikunjungi oleh para wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat terkait dengan keberadaan candi ini. Pepohonan hijau yang mengelilingi candi akan membuat Anda menyadari betapa indahnya alam di Kota Magelang.

Candi Gunung Sari

Sumber gambar : Google Plus @MUTIAH FAIZAH

Candi Gunung Sari adalah peninggalan pada abad ke 6 sampai dengan ke 8. Sehingga bisa diartikan bahwa peninggalan zaman Hindu ini lebih tua dibandingkan dengan Candi Prambanan maupun Candi Borobudur. Banyak arkeolog yang mengungkapkan bahwa candi yang ada di Gunungsari ini diduga sebagai situs candi paling tua di tanah Jawa. Jadi bagi Anda yang senang berwisata sejarah, sangat disayangkan apabila tidak mampir mengunjungi situs ini. Candi tertua di Jawa ini ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1996. Sejak tahun 1980-an candi ini sudah menjadi salah satu situs bersejarah yang dikenal oleh warga setempat. Asal muasal candi ini belum diketahui secara pasti oleh para arkeolog. Hanya saja terlihat sebagai peninggalan candi Hindu karena terdapat relief “Yoni” yang masih utuh.

Situs peninggalan bersejarah di Kota Magelang ini adalah bukti kemegahan peradaban di zaman dulu yang patut untuk dilindungi. Sayangnya candi ini kalah populer di Candi Prambanan dan Candi Borobudur yang banyak mendapatkan perhatian dari pemerintah dan masyarakat. Penemuan candi ini tidak disengaja. Ketika ada stasiun televisi yang tengah mencari lokasi pemancar untuk area Gunung sari. Pada awal penggalian yang ditemukan pertama kali adalah batuan andesit.  Dari sanalah pihak stasiun televisi tersebut menghentikan penggalian dan melaporkannya pada BP3 Jawa Tengah melakukan penelitian lebih lanjut. Dari titik penemuan itulah ditemukan Candi Gunung Sari.

Untuk bisa sampai ke candi bersejarah di Gunungsari ini, Anda harus menaiki bukit dengan berjalan kaki sekitar 20 menit.  Dikelilingi dengan sawah pedesaan yang terhampar luas menciptakan panorama alam yang menawan. Meskipun yang tertinggal dari Candi Gunung Sari hanya bongkahan sisa peninggalan, situs ini tetap direkomendasikan untuk Anda yang ingin berwisata alam sambil mendalami peninggalan bersejarah. Apalagi, panorama sekitarnya juga sangat bagus untuk dijadikan sebagai tempat hunting foto.

Lokasi Candi Gunung Sari di Google Map :

Air Terjun Jumog, Tempat Rekreasi Keluarga dengan Foto Pelangi

Selain Air Terjun Tawangmangu, sebenarnya terdapat lagi air terjun yang tak kalah indahnya di Kabupaten Karanganyar, namanya Air Terjun Jumog. Terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, tempat ini dapat didatangi dengan kendaraan umum ataupun kendaraan pribadi. Tempat ini menjadi andalan tujuan wisata di Solo dan Karanganyar.

Apabila Anda datang dari Solo dan naik bus, berhentilah di Terminal Karangpandan dan lanjutkan perjalanan menuju Nglogrok. Dari Nglogrok Anda dapat bernegosiasi dengan tukang ojek untuk membawa Anda ke Jumog. Setiba di tempat parkir, Anda cukup berjalan kurang lebih 400 meter hingga pintu masuk. Tiket masuknya tentunya sangat terjangkau, dan lebih murah daripada tiket masuk ke Air Terjun Tawangmangu, yaitu cukup 3 ribu rupiah saja. Apabila Anda datang dengan motor pribadi atau menggunakan jasa rental mobil, biaya parkirnya hanya dua ribu rupiah saja.

Dari loket tiket, dimulailah perjalanan Anda mencari Air Terjun Jumog. Sepanjang jalan Anda akan disuguhi dengan pemandangan alam yang sangat indah. Kicauan burung yang merdu, hutan yang masih hijau belum dirusak oleh tangan-tangan manusia. Dari kejauhan Anda sudah dapat mendengar suara deras air terjun. Semakin dekat, dari sela-sela pohon mulai terlihat air terjun yang memiliki tinggi 30 meter tersebut. Datang dari pintu atas, Anda harus melewati sekitar 116 anak tangga. Namun lelah tak akan terasa saking indahnya pemandangan di sekitar Anda. Jalan yang Anda lalui pun tidak susah-susah amat.

Air Terjun Jumog

sumber foto: Akun instagram@awankang_mua.solo

Setelah Anda tiba di dasar tangga, jarak Anda dengan air terjun hanya tinggal 100 meter. Jalan terus mendekati air terjun, dapat Anda lihat betapa jernih dan segarnya air dari Air Terjun Jumog. Di sini Anda dapat puas-puasin untuk foto-foto dengan keluarga, pacar atau teman, diabadikan dengan air terjun dengan latar belakangnya. Apabila Anda beruntung, Anda dapat menyaksikan pelangi yang kadang muncul di air terjun karena terkena pancaran sinar mentari.

Selesai berfoto-foto sambil menikmati air terjun yang segar, akan lebih nikmat apabila sambil ngemil atau makan minum. Tenang, Anda tak perlu berjalan jauh-jauh hingga keluar dari area air terjun. Di sekitar Anda akan banyak ditemui warung-warung yang menjual berbagai makanan, mulai dari mie sampai sate, juga minuman-minuman menyegarkan untuk menghilangkan haus Anda.

Apabila anak Anda sudah bosan, terdapat berbagai permainan seperti ayunan dan jungkat-jungkit, serta area permainan air. Anda juga dapat belanja oleh-oleh untuk saudara-saudara dan teman yang menunggu di rumah. Apabila lelah berjalan dan ingin beristirahat sejenak, terdapat gazebo-gazebo yang teduh. Anda dapat duduk-duduk di dalamnya sambil menikmati keindahan alam sekitar, atau sambil menikmati pijat refleksi kaki.

Anda tak akan menyesal datang ke Air Terjun Jumog. Selain keindahan alam yang ditawarkan, Anda juga dapat mengajak sanak saudara, anak, maupun teman untuk bersama-sama menghilangkan kepenatan dari rutinitas sehari-hari disini, berekreasi sambil menikmati deru air terjun yang seakan tiada habisnya.

Letak Air Terjun Jumog / Jumog Waterfall di Goolge Map

9 years ago Wisata Alam

Menilik Sejarah Goa Jepang di Sleman

Goa Jepang Sentonoharjo merupakan Goa Jepang di Sleman, tepatnya ada di Dusun Sentonoharjo, Desa Jogotirti, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Goa yang juga dikenal dengan nama goa Jogotirto ini tak banyak diketahui keberadaannya oleh masyarakat luas. Mungkin hanya segelintir orang yang tertarik dengan goa yang memiliki nilai sejarah ini. Ini pun pasti berkaitan dengan studi atau penelitian yang mereka lakukan. Padahal goa ini memiliki keindahan yang tak kalah menarik jika dibanding dengan goa-goa lainnya.

Goa Jepang di Sleman ini terletak di bukit yang sama dengan kawasan Candi Abang dan juga situs Goa Sentono. Jika Anda mengendarai roda dua, maka langsung bisa menuju ke goa Jepang Sentonoharjo ini. Namun jika Anda menaiki kendaraan roda empat, maka sebaiknya memarkirnya di Candi Abang kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Jalur menuju goa tersebut juga cukup mudah. Anda tinggal mengikuti jalan beraspal yang ada di samping Candi Abang, kemudian tinggal mengikuti jalan yang ada. Jika Anda sudah sampai ke jalan tanah, ikuti saja terus jalan tersebut hingga menemukan sebuah pertigaan. Setelahnya, Anda ambil jalur ke kanan, dan lanjutkan perjalanan sekitar 50 meter lagi, maka Anda akan sampai di Goa Jepang Sentonoharjo.

Goa ini memiliki empat lubang masuk dengan mulut goa yang berbentuk persegi berukuran 2 meter x 2 meter. Lorong masing-masing mulut goa akan bertemu saat mencapai kedalaman kira-kira 10 meter ke dalam. Saat Anda berkesempatan ke goa ini, sebaiknya membawa senter atau headlamp, karena dalam goa masih minim sekali pencahayaan. Sumber cahaya hanya berasal dari mulut goa saja.

Letak Goa Jepang Sleman di Google Map

Salah satu Goa Jepang di Sleman ini nampak bersih dan terawat. Hal tersebut dikarenakan masih minimnya kegiatan pariwisata di goa yang dibangun Jepang sebelum tahun 1945 ini. Sampah sama sekali tak terlihat di sekitar maupun di dalam goa, begitupun dengan dinding-dinding goanya. Tak seperti kebanyakangoa yang sudah terkontaminasi dengan berbagai macam coretan dari tangan yang tak bertanggung jawab. Karena selain alasan tak banyak dikunjungi wisatawan, ternyata goa ini juga rutin dibersihkan dan dirawat oleh masyarakat sekitar. Warga sekitar goa malah sering menggunakan goa ini untuk bersantai, bahkan tak jarang halaman goa ini dijadikan tempat untuk menjemur gabah.

Goa Sentonoharjo merupakan Goa Jepang di Sleman yang dulunya dibangun untuk gudang penyimpanan amunisi serta bom untuk tentara Jepang. Keberadaannya yang berdekatan dengan situs bersejarah Candi Abang dan Situs GoaSentono juga masih menjadi misteri sampai sekarang. Walaupun begitu, goa ini tetap saja akan selalu indah untuk dikunjungi. Jadi, bagi Anda yang berkesempatan untuk mengunjungi Candi Abang, tak ada salahnya untuk mampir ke goa Sentonoharjo ini. karena selain masih “perawan”, goa ini juga bisa menjadi alternatif pelepas penat Anda.

Baca Juga : Embung Batara Sriten Gunung Kidul

Travelling Menyenangkan ke Embung Batara Sriten Gunung Kidul

Traveling ke Yogyakarta tidak akan ada habisnya. Anda akan dimanjakan dengan banyak keindahan alamnya yang luar biasa seperti Embung Batara Sriten yang terletak di daerah Gunungkidul. Ternyata, Gunungkidul tidak hanya terkenal akan ikan segar dan juga pantai pasir putihnya yang mempesona. Sekarang sudah ada lokasi wisata baru berupa waduk buatan yang juga dikenal dengan nama embung. Embung ini sangat unik karena menggunakan nama salah satu dewa dalam kisah perwayangan asli Jawa. Yang membuat embung ini menjadi sangat istimewa adalah karena lokasinya berada di daerah paling tinggi di Gunungkidul.

Biaya tiket masuk ke dalam Embung Batara Sriten ini sangat terjangkau. Hanya cukup membayar Rp 3.000 per orang, Anda sudah bisa memasuki kawasan ini sepuasnya. Sedangkan biaya lainnya hanya membayar biaya parkir untuk motor sebesar Rp 2.000 per motor dan untuk mobil seharga Rp 10.000 per mobil. Embung ini buka setiap hari tanpa batas sehingga saat libur atau tidak Anda bisa tetap datang berwisata. Saat sedang dalam perjalanan menuju embung ini maka Anda pasti akan merasa tegang. Jalannya berliku-liku penuh dengan tanjakan yang cukup curam. Disarankan untuk yang sudah berpengalaman dalam medan seperti itu jika akan membawa kendaraan sendiri.

Embung Batara Sriten

sumber foto: Instagram @areajogja

Separuh perjalanan Anda menuju Embung Batara Sriten akan melewati jalanan berupa batuan kapur sepanjang 5 kilometer lebih. Melewati jalanan ini Anda harus hati-hati agar tidak terjatuh terutama yang menggunakan motor. Lokasi wisata ini berada di ketinggian 800 mdpl dimana letaknya tepat berada di kawasan pegunungan yang bernama Baturagung. Lokasinya yang berada puncak tertinggi di Gunungkidul membuat Anda selalu merasakan hembusan angin segar. Jika menjelang sore hari maka angin akan semakin besar dan tentunya Anda perlu mengenakan jaket. Begitu sampai ke tempat ini maka Anda akan dimanjakan dengan banyaknya warung yang dikelola oleh penduduk lokal yang menjual berbagai minuman hangat seperti kopi tubruk asli, teh dan makanan lainnya. Anda bisa bersantai sambil menikmati panorama yang sangat indah disana.

Embung Batara Sriten Gunung Kidul

Sumber gambar: akun IG @rsugengutomo

Pengelola menyediakan gazebo untuk pengunjung bersantai selama berkunjung ke embung tersebut. Untuk yang ingin bersantai di bawah pohon di sekitar embung, Anda bisa tiduran di ayunan hammock. Liburan di Gunungkidul akan terasa sangat menyenangkan dengan pengalaman unik seperti itu. Dekat dengan lokasi embung, ada juga puncak yang bernama Puncak Tugu Magir. Biasanya banyak pengunjung embung yang sekaligus berwisata kesana menikmati pemandangan yang paling tinggi untuk melihat kebawah. Menikmati pemandangan matahari tenggelam secara langsung dari Embung Batara Sriten akan sangat menyenangkan dan sangat indah untuk dilewatkan begitu saja. Bagaimana? Menarik, bukan? Selamat berwisata dan explore Gunungkidul Yogyakarta.

Letak Embung Batara Sriten di Google Map :

Anda bisa tempat ini dengan menggunakan rental mobil Jogja yang melayani perjalanan kunjungan wisata ke berbagai tempat wisata di Yogyakarta, dan sekitarnya.

Demikian ulasan terkait informasi Embung Batara Sriten untuk Anda. Semoga informasi ini bisa bermanfaat dan menjadi tambahan koleksi informasi wisata Jogja untuk Anda. Simak ulasan lainnya terkait informasi dan tips wisata Jogja di halaman kami.

Candi Asu Sengi: Milik Magelang yang Lama Terdiam

Mendengar nama kota Magelang, yang terlintas di pikiran kita pertama kali adalah Candi Borobudur yang ketenarannya sudah mendunia, kue wajik, atau mungkin cuacanya yang dingin. Kota Magelang memang sudah tidak asing lagi di telinga kita, tetapi sama kasusnya seperti daerah-daerah lainnya di Indonesia, Magelang juga masih menyimpan banyak sekali tempat-tempat indah dan menawan yang harus anda ketahui. Tidak hanya keindahan alam saja yang ditawarkan Magelang, kota Sejuta Bunga ini juga memiliki banyak sekali bangunan kuno yang tidak kalah indahnya. Salah satu diantaranya adalah Candi Asu Sengi.

Terletak di Dusun Candi Pos, Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Candi Asu Sengi masih terbilang asing di telinga kita. Candi Asu memang belum terlalu terkenal dan belum banyak dijamah tangan-tangan nakal manusia. Letaknya yang terbilang jauh dari kawasan padat penduduk memang menjadi salah satu faktor candi ini belum terlalu dikenal. Berjarak sekitar 25 KM sebelah Timur Laut Candi Borobudur, Candi Asu terletak di lereng Gunung Merapi yang masih terlihat hijau dan menyegarkan mata.

Merupakan peninggalan Wangsa Sanjaya, Candi Asu merupakan candi dari Mataram Kuno dengan corak Mataram Hindu. Dari prasasti-prasasti yang ditemukan, Candi Asu Sengi diperkirakan dibangun sekitar tahun 869 Masehi. Tertulis pula bahwa candi ini dibangun sebagai tempat suci untuk memuja arwah leluhur atau dewa-dewa. Di dalam candi ini, terdapat sebuah patung sapi atau yang biasa disebut nandhi. Candi ini memang sudah tidak lengkap lagi konstruksinya. Atap candi masih rusak dan tidak lagi lengkap. Diperkirakan, dari hasil temuan bagian atap candi, bahwa atap candi ini berbentuk kubah.

Candi Asu Sengi

Sumber Gambar : Instagram @septiofera

Nama candi ini sendiri sebenarnya masih terbilang baru. Asal-muasal penamaan candi ini berawal dari penemuan candi ini sendiri oleh warga. Pada saat itu, warga menemukan patung sapi di dalam candi yang keadaannya sudah tidak lagi sempurna, bahkan sudah tidak lagi menyerupai seekor sapi melainkan menyerupai seekor anjing. Kemudian, warga mulai menyebut candi ini dengan sebutan candi Asu (bahasa Jawa anjing). Oleh karena candi ini terletak di Desa Sengi, maka candi ini dinamai Candi Asu Sengi. Nama asli dari Candi Asu sendiri sampai saat ini belum ditemukan.

Candi ini memang masih belum terawat seperti Candi Prambanan atau Candi Borobudur, tetapi keindahan alam sekitar Candi Asu tidak kalah memukau. Dengan udara yang segar yang tidak lagi kita dapatkan di kota-kota tempat kita tinggal, keindahan lereng Gunung Merapi ikut meramaikan estetika atmosfir candi ini. Sejauh mata memandang, hijaunya alam yang masih sedikit terjamah tangan-tangan nakal kita ini akan dapat membuat anda sejenak melupakan masalah-masalah anda. Candi Asu Sengi, yang ditawarkan kota Magelang, bisa menjadi tujuan anda berikutnya untuk menghilang sejenak dari hiruk pikuk kota yang melelahkan.

Lokasi Candi Asu Sengi menurut Google Map :

 

Telaga Bleder, Danau Alami Ala Grabag Magelang

Telaga Bleder merupakan salah satu destinasi wisata alam yang ada di Jawa Tengah, tepatnya ada di Desa Ngasinan, Kecamatan Grabag, Magelang. Telaga atau danau alami ini bisa terbentuk akibat adanya cekungan tanah yang terisi air yang bersumber dari mata air di sekitar tempat tersebut. Untuk saat ini, lokasi ini masih dalam tahap perkembangan, sehingga berbagai perbaikan masih dilakukan demi meningkatkan daya tarik wisata di daerah Magelang.

Untuk menuju kawasan wisata ini, Anda tak perlu merasa kerepotan. Hal tersebut dikarenakan akses yang harus Anda lalui cukup mudah. Jalan sudah diaspal, walau ada sedikit kerusakan. Papan penunjuk jalan juga sudah jelas terpampang, sehingga Anda tak perlu khawatir akan tersesat saat akan menuju ke Telaga Bleder tersebut. Setibanya di kawasan telaga ini, Anda akan menemui dinding pembatas yang dibangun untuk tujuan pengamanan. Pengamanan yang dimaksud adalah untuk menghindari dibangunnya rumah liar di lahan tepi telaga agar pendangkalan telaga tak sampai terjadi.

Telaga Bleder

Sumber foto: akun instagram @ nindiabeby_ks

Telaga Bleder ini memiliki beberapa fasilitas, misalnya area parkir, toilet, gazebo serta persewaan wahana permainan air yang bisa Anda manfaatkan. Untuk saat ini, kemungkinan petugas hanya menjaganya saat hari libur saja. Oleh karena itu, jika Anda berkunjung saat hari biasa, jangan kaget jika pintu loket tak ada penjaga yang standbay. Saat Anda mulai memasuki kawasan Telaga ini, Anda akan disuguhkan dengan pemandangan apik berupa telaga yang luas dengan tembok beton sebagai pagarnya. Di salah satu sisi, Anda akan dihadiahi dengan pemandangan berlatar belakang Gunung Andong yang cukup terkenal.

Beberapa bangunan gazebo tersedia untuk memanjakan pengunjung yang ingin bersantai. Bangunan ini sepertinya juga masih baru, sebab belum terdeteksi adanya kerusakan di setiap bagian-bagiannya. Selain itu, Anda yang senang berbasah-basahan juga tak perlu khawatir dengan fasilitas toilet, sebab di telaga ini sudah dibangun toilet yang cukup memadai. Anda yang ingin berkeliling telaga tak perlu merasa cemas akan kelelahan, sebab daratan yang ada di keliling telaga tak seberapa luas. Sehingga Anda hanya butuh sekitar 5 hingga 10 menit untuk bisa mengelilinginya.

Untuk menambah daya tarik pengunjung, Telaga Bleder juga sudah dilengkapi dengan tatanan taman yang  begitu apik, tersusun indah di bagian tepi telaga. Suasana rindang serta sejuk yang terbentuk sangat cocok untuk menjadikan tempat ini sebagai area atau tempat rekreasi keluarga. Berbagai fasilitas pendukung sepertinya akan terus ditambah agar wisatawan yang berkunjung merasa puas dan diharapkan akan bisa menambah jumlah kunjungan ke tempat ini. Sebab sampai sekarang, telaga ini masih terbilang sepi untuk ukuran wisata alam yang begitu menyejukkan. Jadi, Anda yang sedang berada di daerah Grabag, jangan lupa untuk berkunjung ke telaga indah ini.

Peta Lokasi Telaga Bleder di Google Map :

Gardu Pandang Gunung Gajah : Menikmati Cantiknya Perbukitan Menoreh

Gardu Pandang Gunung Gajah – Jika di wilayah Gunung Kidul terkenal akan keindahan pantainya yang luar biasa, maka di wilayah Kulon Progo terdapat pemandangan perbukitan yang terlihat begitu menakjubkan. Bukit yang dimaksudkan di sini adalah bukit Menoreh yang mempunyai keindahan yang tiada ada habisnya. Di kawasan perbuktian Menoreh terdapat sebuah gunung yang dikenal dengan nama Gunung Gajah. Gunung ini dilengkapi dengan beberapa gardu yang biasa dijadikan sebagai tempat untuk menyaksikan pemandangan sekaligus dijadikan sebagai tempat beristirahat, yang disebut dengan Gardu Pandang Gunung Gajah.

Nama gardu tersebut tentu saja disesuaikan dengan nama Gunung Gajah, karena gunung ini mempunyai 2 tingkat gardu yang akan dilewati oleh wisatawan sebelum mereka mencapai puncak. Tempat wisata perbuktian ini sangat tepat jika dijadikan sebagai salah satu tempat tujuan saat ingin berdestinasi wisata di DI Yogyakarta ini. Agar bisa sampai ke tempat tujuan, tentunya kita perlu mengetahui bagaimana cara menuju ke sini.

Akses Ke Gardu Pandang Gunung Gajah

Bagi yang belum hafal daerah perbukitan Monoreh yang ada di Kabupaten Kulon Progo, pasti harus rajin bertanya kepada penduduk setempat tentang keberadaan Gardu Pandang Gunung Gajah. Sebenarnya gardu tersebut berada di kawasan Gunung Gajah, sehingga untuk sampai ke sini para wisatawan hanya perlu menanyakan dimana letak Gunung Gajah. Untuk menuju ke Gunung Gajah, dapat diakses menggunakan mobil pribadi ataupun motor dengan memulai perjalanan dari kota Yogyakarta menuju wilayah Kulon Progo, Desa Girimulyo. Tempat wisata ini terbilang mudah untuk ditemukan, karena letaknya ada di pinggir jalan, tepatnya ada di bagian barat Gardu Pandangan Tamanan.

Para wisatawan yang datang ke sini akan menemukan dua gardu pandang gunung gajah dalam tingkat yang berbeda. Pada gardu pandang di tingkat pertama, wisatawan dapat melihat pemandangan yang indah dan dapat merasakan udara yang sejuk pula. Kemudian di tingkat selanjutnya, wisatawan akan menemukan gardu pandang kedua. Di gardu pandang kedua ini para wisatawan bisa menyaksikan pemandangan yang lebih indah lagi dari sebelumnya. Pasalnya, di gardu pandang kedua ini para wisatawan bisa melihat banyaknya pepohonan yang mengelilingi Gunung Gajah dan akan terlihat jelas dari sini pemandangan Waduk Sermo.

Gardu pandang kedua yang ada di Gunung Gajah ini merupakan tempat istirahat pendaki yang menyenangkan sebelum mencapai puncak, karena perjalanan mencapai medannya cukup ekstrim sehingga para wisatawan harus melakukan persiapan tenaga dan stamina terlebih dahulu. Untuk sampai ke puncak wisatawan harus melakukan pendakian dengan melewati jalanan yang masih ditutupi rapat dengan ilalang dan semak-semak.

Namun, bagi yang tak ingin menuju puncak Gunung Gajah karena harus melewati medan jalan yang ekstrim, para wisatawan bisa menghabiskan waktu di Gardu Pandang Gunung Gajah kedua, karena di tempat tersebut pemandangan yang terlihat tak kalah menariknya dengan yang ada di puncak gunung.

Curug Kalimiri, Sebuah Air Terjun Tersembunyi di Kulon Progo

Belum banyak wisatawan luar yang mengetahui secara langsung akan keindahan yang dimiliki oleh Curug Kalimiri. Walaupun belum seberapa terkenal, tetapi tempat wisata ini mempunyai daya tarik air terjun yang tak boleh diabaikan begitu saja. Pasalnya, tempat ini dijadikan sebagai satu kawasan dalam lokasi wisata alam air terjun kembang soka, padahal curug ini merupakan air terjun yang mempunyai ukuran yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan air terjun kembang soka.

Kendati, keberadaan tempat ini berada dalam satu kawasan wisata air terjun kembang soka, namun secara administratif curug ini masuk dalam wilayah Perdusunan Gunung Kelir, Desa Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, Yogyakarta. Alasan mengapa tempat wisata ini berada dalam satu kompleks dengan air terjun kembang soka, karena letak air terjun ini memang alirannya dipertemukan di sungai yang sama. Akan tetapi, tidak ada papan nama yang membedakan antara air terjun kembang soka dan Curug Kalimiri membuat para wisatawan beranggapan bahwa keduanya merupakan air terjun dengan nama yang sama.

Rute Perjalanan Menuju Curug Kalimiri

Untuk menuju ke curug atau air terjun yang indah ini, para wisatawan harus melalui rute perjalanan menuju air terjun kembang soka terlebih dahulu. Caranya, dengan melintasi Goa Kiskendo yang letaknya berada di perempatan Nanggulan, kemudian berjalan lurus untuk naik ke perbukitan Menoreh. Ketika menempuh perjalanan ini, para wisatawan harus melewati tanjakan yang tajam. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan menuju ke Waduk Sermo ke Goa Seplawan Purworejo, untuk memasuki Desa Jatimulyo.

Saat berada di kawasan Desa Jatimulyo, para wisatawan akan melewati medan jalan yang sulit untuk sampai ke pintu masuk Air Terjun Kembang Soka. Jika membawa kendaraan pribadi, kendaraan tersebut bisa diparkirkan di halaman rumah penduduk dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki melewati jalanan setapak. Jalan setapak ini mempunyai kondisi yang becek dan licin, terlebih lagi kondisinya akan lebih parah setelah turun hujan. Namun, para wisatawan dapat menyewa sepatu boot untuk melewati jalanan tersebut.

Setelah melewati perjalanan panjang dan melelahkan, para wisatawan dapat melihat keindahan yang dimiliki oleh Curug Kalimiri. Keindahannya akan nampak maksimal jika wisatawan mengunjunginya pada saat musim hujan, karena pada musim kemarau aliran air tersebut akan dibendung oleh masyarakat sekitar untuk mencukupi kebutuhan air bersih yang dibutuhkan oleh desa.

Fasilitas yang ada

Belum ada fasilitas apapun di sekitar curug ini, sehingga para wisatawan harus membawa perlengkapan dan perlengkapan ekstra untuk menunjang keamanan serta kenyamanan ketika ingin berwisata ke salah satu curug atau air terjun indah yang ada di Kabupaten Kulon Progo ini. Karena perjalanan yang ditempuh sangat panjang dan sulit, sebaiknya pastikan kendaraan yang digunakan dalam keadaan yang baik.

Mengenal Lebih dalam Salah Satu Destinasi Wisata di Jawa tengah, Candi Borobudur

Candi Borobudur merupakan salah satu candi yang ada di Jawa Tengah, tepatnya ada di Jalan Badrawati, Magelang, Jawa Tengah. Candi ini telah dimasukkan oleh UNESCO ke dalam salah satu situs warisan dunia semenjak tahun 1991. Selain itu, candi ini nyatanya juga telah masuk dalam kompleks candi Budha terbesar di  Indonesia bahkan dunia. Tak salah jika banyak wisatawan yang memiliki ketertarikan untuk berkunjung ke candi yang begitu megah ini.

Candi Borobudur  diketahui memiliki luas 123 x 123 meter persegi dengan 10 tingkat. Kompleks yang terlihat seperti susunan lego raksasa ini, tersusun dari balok-balok vulkanik yang telah membentuk 504 arca, 72 stupa dan 1 buah buah stupa induk yang ada di bagian puncaknya. Yang menjadikan bangunan ini  unik yaitu, tak ada perekat dalam proses pembuatannya. Di bagian dinding, ada relief yang jumlahnya mencapai 1.460 dengan panjang masing-masing panel  sekitar 2 meter. Dalam relief tersebut, diceritakan tentang tingkatan kehidupan Budha. Mulai dari yang paling bawah, hingga tingkatan paling atas. Paling bawah disebut dengan ‘Kamadathu’, yang menceritakan tentang perilaku manusia yang masih buruk. Tingkatan ini menceritakan perilaku manusia yang masih memuja dunia dan masih mengagungkan hawa nafsunya. ‘Rapadathu’ merupakan sebutan untuk relief yang ada di bagian tengah. Relief ini menceritakan tentang tingkatan manusia yang sudah terbebas dari hawa nafsu dunia. Sedangkan tingkatan teratas ada ‘Arupadhatu’, yang menceritakan tentang tingkatan teratas pencapaian manusia dimana dewa telah bersemayam.

Candi Borobudur Magelang

Sumber foto: akun instagram @herlindarima

Sebenarnya menurut para ahli sejarah, ada panel relief lain yang berada di bagian terbawah candi tersebut. Panel relief tersebut disebut dengan ‘Karmawibhangga’. Tingkatan ini merupakan tingkatan terbawah manusia. Namun sayangnya, panel relief ini telah terkubur. Terkuburnya relief ini bukan karena tanpa alasan. Setidaknya ada dua alasan kenapa relief tersebut sampai terkubur. Yang pertama karena gambar relief yang dianggap tak sopan, dan yang kedua karena upaya pengokohan candi agar bisa berdiri tegak.

Jika Anda berkesempatan untuk berkunjung ke candi yang dibangun pada Dinasti Syailendra ini, ada banyak hal yang bisa Anda peroleh dari tempat ini. Pertama Anda bisa mempelajari tentang sejarah, seni budaya hingga sastra. Selain itu, Anda juga bisa hunting foto, karena pemandangan indah serta menakjubkan selalu dihadirkan oleh Candi Borobudur.

Yang tak kalah menarik, tentu berhubungan dengan souvenir yang bisa Anda dapatkan di kompleks candi ini. Berbagai jenis souvenir hadir untuk memuaskan hasrat berbelanja Anda. Apabila Anda berkunjung disaat-saat tertentu, misalnya hari raya Waisak, maka Anda akan menemukan banyak pemeluk agama Budha yang singgah di tempat ini. Hal ini tak lain karena Candi Borobudur merupakan salah satu tempat peribadatan yang berpengaruh untuk umat Budha.

Candi Borobudur di Google Map :

Copyrights 2009 Rental Mobil Jogja. All rights reserved.

^
WhatsApp Hubungi Kami